7 FUNGSI SISTEM KEUANGAN
7 FUNGSI SISTEM KEUANGAN
7 Fungsi sistem keuangan dalam perekonomian modern menurut Peter S. Rose (Siamat, 2005) adalah sebagai berikut:
- Fungsi tabungan (saving function)
Suatu sistem keuangan dapat menyediakan bentuk-bentuk aset keuangan dengan mekanisme tabungan. Selanjutnya tabungan dalam bentuk aset keuangan tersebut dapat digunakan untuk membiayai investasi yang kemudian akan meningkatkan produksi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bentuk-bentuk aset keuangan tersebut antara lain, obligasi, saham preferen, dan aset keuangan lain dengan instrumen utang dan risiko rendah.
- Fungsi kekayaan (wealth function)
Selain memberikan fungsi tabungan, aset keuangan yang diperdagangkan di pasar keuangan juga memiliki fungsi kekayaan. Masyarakat dapat memilih bentuk-bentuk aset keuangan untuk menyimpan kekayaannya, dalam bentuk yang relatif likuid.
Dengan sistem keuangan yang baik masyarakat dapat mempertahankan nilai kekayaannya sampai dana tersebut dibutuhkan untuk dibelanjakan. Dengan fungsi ini maka sistem keuangan dikatakan dapat memberi fungsi kekayaan (wealth function). Karena fungsi ini masyarakat memiliki pilihan untuk menyimpan kekayaannya, apakah dalam bentuk fisik, seperti tanah, mobil, emas, dan lain-lain. atau bentuk aset keuangan seperti saham, obligasi, dan lain-lain.
Masing-masing bentuk memiliki benefit dan risiko sendiri-sendiri. Bentuk kekayaan fisik aman dari risiko inflasi, namun relatif kurang likuid sehingga bila sewaktu-waktu kekayaan akan digunakan untuk belanja menjadi kurang fleksibel. Selain itu kekayaan fisik (misalnya mobil) juga mengandung unsur penyusutan atau depresiasi, sehingga seiring berjalannya waktu nilainya akan semakin menurun.
Sementara itu aset keuangan memiliki likuiditas yang relatif tinggi dibanding aset fisik, sehingga bila sewaktu-waktu akan digunakan untuk belanja relatif mudah diuangkan. Selain itu aset keuangan juga memberikan penghasilan, baik berupa bunga, yield, ataupun deviden. Namun aset keuangan memiliki risiko inflasi, dimana bila inflasi tinggi nilai riil dari aset keuangan dapat menyusut.
- Fungsi likuiditas (liquidity function)
Berkaitan dengan fungsi kekayaan tersebut, kekayaan yang disimpan dalam bentuk aset keuangan akan relatif mudah untuk dikonversikan ke dalam bentuk tunai atau kas. Dengan demikian sistem keuangan (pasar keuangan) memberikan likuiditas bagi penabung atau pemilik kekayaan dengan bentuk aset keuangan yang sedang membutuhkan uang tunai.
Dalam masyarakat modern, masyarakat lebih senang menyimpan uangnya di bank dari pada uang tunai, dan dengan perkembangan teknologi simpanan di bank memiliki likuiditas sempurna mendekati uang kas, karena uang dapat dibelanjakan kapan pun tanpa harus mengkonversi dalam bentuk kas.
Namun demikian simpanan di bank hanya memberikan penghasilan berupa bunga yang relatif rendah. Sementara aset keuangan dapat memberikan penghasilan yang lebih tinggi, misalnya dalam bentuk obligasi pemerintah, surat utang negara, dan lain-lain., sampai dana tersebut dibutuhkan.
- Fungsi kredit (credit function)
Bagi pengusaha, pasar keuangan merupakan lembaga yang dapat menyediakan kredit untuk investasi yang mereka butuhkan. Kredit ini tidak saja terbatas untuk investasi, tetapi pasar keuangan juga bisa memberikan kredit untuk keperluan konsumsi. Kredit merupakan pinjaman yang harus dikembalikan beserta bunganya.
Seorang pengusaha misalnya akan memperbesar usahanya, dapat menerbitkan obligasi dan dijual ke pasar keuangan sehingga dia mendapatkan dana yang diperlukan. Hal semacam ini bisa juga dilakukan bila akan membeli barang lain, misalnya rumah atau mobil.
- Fungsi pembayaran (payment function)
Disamping menyediakan fungsi tabungan, dan fungsi kredit, sistem keuangan juga menyediakan sistem pembayaran atas transaksi barang dan jasa yang dilakukan masyarakat. Dalam perekonomian modern, semakin banyak transaksi yang tidak dilakukan secara tunai atau cash.
Kenyataannya membawa uang tunai, terutama dalam jumlah besar, adalah tidak aman dan sangat riskan terhadap pencurian, perampokan, dan tindakan kriminal lainnya. Oleh karena itu, dalam perekonomian modern transaksi besar pada umumnya dilakukan dengan menggunakan instrumen perbankan sebagai media pembayaran.
Media ini antara lain: cek, transfer, inkaso, dan lain-lain. Bank umum memiliki peran yang dominan dalam perkembangan sistem pembayaran non-cash ini, misalnya dengan sistem kliring, kartu kredit, kartu debet, dan lain-lain. Akhir-akhir ini bahkan berkembang metode pembayaran yang menggunakan media telekomunikasi, sehingga pihak-pihak yang bertransaksi tidak usah mendatangi lembaga keuangan, misalnya, phone-banking, e-banking, dan beberapa pembayaran dengan cara pembayaran elektronik. Tentu saja hal demikian tidak akan terjadi tanpa adanya sistem keuangan yang baik.
- Fungsi risiko (risk function)
Dengan berkembangnya inovasi keuangan, pasar keuangan juga mampu memberikan fungsi proteksi baik berupa proteksi risiko jiwa, risiko kesehatan, risiko penghasilan/kerugian, dan risiko-risko lain yang timbul dari aktivitas manusia. Dewasa ini sistem keuangan menawarkan secara luas proteksi dari berbagai risiko tersebut, baik dalam bentuk produk asusransi maupun produk penjaminan.
Polis asuransi ditawarkan oleh lembaga keuangan asuransi untuk memberi perlindungan terhadap timbulnya berbagai kerugian baik personal ataupun property. Selain asuransi, terdapat pula produk-produk penjaminan yang sifatnya melindungi risiko, misalnya penjaminan simpanan, bank garansi (guarantee bank), dan penjaminan lainnya.
- Fungsi kebijakan (policy function)
Selain memberikan fungsi bagi para individu dan lembaga yang melakukan transaksi di pasar uang, sistem keuangan dalam hal ini pasar keuangan, juga menjadi infrastruktur atau prasaran kebijakan pemerintah, misalnya kebijakan moneter. Jika pemerintah ingin menambah atau mengurangi jumlah uang beredar, maka pemerintah bisa menggunakan pasar keuangan sebagai prasarananya.
Contoh, jika pemerintah (dalam hal ini bank sentral) ingin mengurangi jumlah uang beredar, maka bank sentral dapat menjual surat berharga di pasar uang. Selain itu, pemerintah juga dapat menggunakan pasar keuangan sebagai parasarana untuk melakukan kebijakan fiskal. Misalnya pemerintah ingin menambah dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maka dapat menjual surat berharga (misalnya surat utang negara / SUN) di pasar keuangan.
Dalam kaitannya dengan arus keluar masuk uang, pasar keuangan juga dapat digunakan untuk mengatur keluar masuknya uang dari dan ke dalam negeri. Jika misalnya pemerintah sedang membutuhkan valuta asing cukup banyak maka pemerintah bisa menjual surat berharga pada investor asing di pasar keuangan.
Demikianlah 7 Fungsi Sistem Keuangan
Referensi:
Murti Lestari. 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank. Penerbit Universitas Terbuka: Tanggerang Selatan. Hal 2.5
Thank you for your blog article. Really Cool.