Konsep penentuan harga dalam bisnis

Konsep Penentuan Harga Dalam Bisnis

Konsep Penentuan Harga Dalam Bisnis atau Pricing

Konsep Penentuan Harga Dalam Bisnis atau pricing akan dijelaskan dalam artikel berikut. Selamat membaca…

TUJUAN PENENTUAN HARGA

Penentuan harga (pricing) merupakan proses penentuan hal yang pelanggan harus bayarkan dan hal yang penjual dapatkan dari proses pertukaran produk tersebut. Keputusan penentuan harga dipengaruhi oleh kebutuhan untuk dapat bersaing di pasar yang memperhatikan pertimbangan sosial, etika, dan citra perusahaan. Penentuan harga ini bertujuan untuk mencapai harga jual yang tepat dan menguntungkan berbagai pihak yang terkait. Tanpa adanya harga maka tidak akan terjadi kegiatan pemasaran. Pemasaran akan terjadi apabila terdapat kesepakatan dalam penentuan harga. Produk yang tergolong pada kategori barang mewah misalnya, pasti tidak akan dikenai harga rendah, melainkan justru ditetapkan harga yang tinggi untuk menjaga citra produk tersebut. Sementara itu, produk yang mudah diperoleh yang dikonsumsi setiap hari akan dikenai harga rendah. Selain itu, faktor lingkungan juga berpengaruh dalam penentuan harga suatu produk. Produk yang sama akan dikenai harga yang berbeda apabila dipasarkan di tempat yang berbeda. Ada dua tujuan utama penentuan harga, yaitu tujuan memaksimumkan keuntungan dan tujuan mendapatkan pangsa pasar atau dapat memasuki pasar.

Baca Juga: Strategi Distribusi dalam Bisnis

Tujuan memaksimumkan keuntungan merupakan tujuan penentuan  harga untuk menentukan hasil yang dapat dicapai perusahaan. Hal ini berarti penentuan harga dilakukan untuk dapat menjual unit produk dalam jumlah tertentu yang dapat meningkatkan keuntungan setinggi mungkin. Apabila perusahaan menetapkan harga yang rendah maka jumlah penjualan dapat dipastikan tinggi, namun keuntungan tiap unit produknya rendah. Sebaliknya, apabila perusahaan menetapkan harga tinggi maka keuntungan akan tinggi, tatapi jumlah penjualan akan menurun. Oleh karena itu, dalam penentuan harga, perusahaan harus mempertimbangkan biaya bahan baku dan tenaga kerja, sumber daya modal (tanah dan peralatan atau mesin), biaya pemasaran (staf dan fasilitas pemasaran), dan sebagainya. Apabila perusahaan mampu menggunakan sumber dayanya secara efisien maka perusahaan akan dapat menyusun harga yang dapat menutup biaya yang dikeluarkan dan mencapai target keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.

Tujuan yang kedua adalah untuk mendapatkan pangsa pasar atau dapat memasuki pasar sasaran. Dalam jangka panjang, perusahaan harus dapat menghasilkan keuntungan. Keputusan menetapkan harga yang rendah akan membuat perusahaan mampu mendapatkan pelanggan untuk mencoba produk. Namun demikian, harga rendah ini sebaiknya hanya untuk mengenalkan produk baru. Apabila produk telah dapat diterima masyarakat, maka harga akan dinaikkan sesuai dengan kualitas dan kegunaan produk tersebut.

Harga juga bertujuan untuk memenangkan persaingan. Saat ini harga memang bukan merupakan isu yang hangat dibicarakan karena konsumen tidak lagi mempertimbangkan harga dalam melakukan keputusan untuk membeli produk, melainkan lebih pada persoalan kualitas produk. Penentuan harga terkait dengan bauran pemasaran dan mudah digunakan, serta efektif dalam memenangkan persaingan. Untuk dapat memenangkan perang harga dengan para pesaing, perusahaan harus melengkapinya dengan berbagai strategi lain seperti adanya nilai tambah atau keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing, memperbaiki kualitas produk, mengedukasi pelanggan dengan berbagai produk sehingga mereka tidak muda tertipu oleh iklan produk, dan menyusun hubungan baik dengan pelanggan. Tujuan keempat penetapan harga adalah untuk tujuan prestisius, yaitu menetapkan harga yang tinggi untuk mempertahankan citra pelanggan terhadap produk. Para pemasar harus memahami tujuan tersebut sebagai bentuk komunikasi mengenai citra pelanggan terhadap produk atau perusahaan tersebut.

Baca Juga: Konsep Manajemen Keuangan dalam Bisnis

Joshi (2012) menyatakan bahwa penentuan harga bertujuan untuk menentukan target pengembalian. Hal ini diperlukan dalam kegiatan investasi. Berapa besar pengembalian atas dana yang telah diinvestasikan dalam kegiatan tertentu. Penentuan harga juga memengaruhi penentuan pangsa pasar (market share). Adakalanya perusahaan harus menetapkan harga yang rendah untuk meningkatkan pangsa pasar. Harga rendah dapat menyebabkan keuntungan menurun, Namun demikian, harga yang rendah tersebut ditujukan untuk menarik pelanggan membeli produk tersebut, sehingga keuntungan secara keseluruhan tidak berkurang. Penentuan harga dapat pula bertujuan untuk menghadapi atau mencegah persaingan. Pada saat produk berada pada tahap pengenalan, perusahaan memilih untuk menetapkan harga yang rendah untuk dapat memenangkan persaingan karena lebih dikenal masyarakat. Selain itu, penentuan harga juga bertujuan agar layanan yang diberikan dapat dijangkau masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tarif layanan kesehatan yang tidak terlalu fix, atau dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan pasien, atau pemberian imunisasi yang sengaja menetapkan harga yang rendah agar dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Pelanggan memiliki persepsi tertentu terhadap harga barang dan jasa yang ditawarkan. Pertimbangan utama yang dilakukan dalam penetapan harga adalah hubungan antara harga dan kualitas dan penetapan harga khusus atau penetapan harga yang tidak seperti biasanya (odd pricing). Penelitian menunjukkan bahwa persepsi pelanggan terhadap kualitas produk berhubungan erat dengan harga. Para pemasar juga yakin bahwa hubungan antara harga dan kualitas yang dipersepsikan oleh pelanggan tersebut menyebabkan adanya penilaian pelanggan, apakah harga tersebut terlalu murah atau terlalu mahal. Para pelanggan saat ini juga bersedia membayar lebih untuk produk yang berkualitas dan tersertifikasi dan tidak mau lagi membeli produk yang kurang dapat dipercaya. Sementara itu, penetapan harga khusus saat ini semakin banyak dilakukan dengan cara menentukan harga yang nampak seolah-olah lebih murah. Sebagai contoh, harga sepasang sepatu Rp. 200.000,00 akan nampak lebih murah menurut persepsi konsumen bila pada label harga ditulis Rp. 199.000,00.

Meskipun dalam Teori Ekonomi Mikro menekankan pada penentuan harga untuk memenangkan persaingan, namun para pemasar seringkali bersaing mendasarkan pada atribut produk, bukan pada harga. Harga bahkan bukan merupakan hal utama yang digunakan dalam promosi. Para pemasar justru menekankan pada citra produk dan kemanfaatan atau kualitas produk menurut persepsi pelanggan seperti keawetan, kemudahan mendapatkannya, kenyamanan digunakan, gaya, dan sebagainya. Beberapa perusahaan jasa mempromosikan jasa seperti halnya mempromosikan produk dengan menyatakaan bahwa layanan yang baik adalah layanan dengan cara homogen atau dengan cara pemberian layanan yang sama. Perusahaan harus melihat harga dan kualitas pesaing sebelum mereka menentukan harga produk atau layanannya.

Selanjutnya, strategi nonharga saat ini berkembang sangat pesat. Ada beberapa strategi nonharga yang dapat digunakan dalam memenangkan persaingan, misalnya nilai tambah, mengedukasi pelanggan, dan menyusun hubungan dengan pelanggan. Strategi nilai tambah dilakukan dengan memberikan layanan yang berbeda daripada perusahaan pesaing. Apotek atau toko obat misalnya, memberikan layanan antaran ke tempat tujuan bagi para pelanggan yang membeli obat baik dengan resep dokter maupun tanpa resep dokter. Mengedukasi pelanggan dilakukan dengan tujuan agar pelanggan lebih mengenali produk yang akan dibelinya. Pemasar bisa menunjukkan produk yang berkualitas dan membandingkannya dengan produk yang tidak berkualitas tanpa menyebutkan merek produk tersebut. Strategi nonharga ketiga adalah menyusun hubungan. Strategi ini dilakukan dengan menyediakan berbagai macam fasilitas dan kemudahan bagi pelanggan seluas-luasnya. Perusahaan penerbangan misalnya, akan memberikan kemudahan dalam memesan tiket hingga mengantarkan tiket sampai ke pelanggan. Selain itu, pemesanan tiket dapat dilakukan secara online dan pemberian harga lebih rendah dengan pembayaran menggunakan kartu  kredit.

Menurut Joshi (2012), terdapat lima strategi penentuan harga, yaitu maksimumkan kuantitas penjualan, target harga pengembalian, harga berdasarkan nilai, penetapan harga populer, dan penetapan harga adil. Strategi memaksimumkan harga penjualan (maximize the quantity sold) dilakukan dengan mengurangi biaya produksi dengan memaksimumkan jumlah produksi. Strategi ini sangat tepat bila digunakan untuk memasuki pasar baru. Strategi kedua adalah target pengembalian harga (target return pricing). Pada strategi ini harga ditentukan berdasarkan berapa banyak pengembalian investasi (return on investment) yang akan dicapai. Strategi ketiga adalah penentuan harga berdasarkan nilai (value-based pricing). Pada strategi ini harga ditentukan berdasarkan nilai yang diberikan pelanggan terhadap produk yang akan kita tawarkan kepada pelanggan.

Strategi keempat adalah penentuan harga populer (popular price points). Pada strategi penentuan harga ini harga ditentukan berdasarkan penilaian pelanggan terhadap uang yang dibelanjakannya untuk membeli barang tersebut. Sementara itu, strategi penentuan harga adil (fair pricing) yaitu penentuan harga yang didasarkan atas range yang ditetapkan pelanggan. Strategi ini digunakan berdasarkan pada hasil penelitian terhadap pelanggan. Selanjutnya, bagaimana langkah yang tepat dalam menentukan harga? Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan permintaan

terhadap produk yang akan kita tawarkan. Pada kondisi normal, harga yang tinggi akan menurunkan permintaan dan harga rendah akan menaikkan permintaan. Namuun demikian, produsen harus meilhat bagaimana produk dan harga pesaing, dan bagaimana posisi produk dibandingkan dengan pesaing. Follower biasanya tidak akan berhasil bila tampil dengan harga yang lebih tinggi daripada leader-nya tanpa ada kekhasan produk tersebut.

Langkah kedua adalah dengan membuat prediksi terhadap reaksi pesaing. Untuk mengetahui reaksi pesaing, perusahaan perlu mengumpulkan data mengenai produk, biaya, pangsa pasar, dan sebagainya. Langkah ketiga adalah menyusun pangsa pasar atas produk yang kita tawarkan. Harga yang rendah akan meningkatkan pangsa pasar, sedangkan harga yang tinggi akan menurunkan pangsa pasar. Pangsa pasar tersebut selain dipengaruhi oleh harga, dipengaruhi pula oleh kapasitas produksi. Langkah keempat adalah menentukan strategi pemasaran, apakah akan menggunakan peluncuran harga (price skimming) atau harga penetrasi (penetration pricing). Peluncuran  harga dilakukan dengan menetapkan harga yang tinggi di awal untuk menutup biaya, sedangkan harga penetrasi dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah di awal untuk mendapatkan pangsa pasar. Langkah kelima adalah menetapkan kebijakan pemasaran perusahaan, yang meliputi produk yang ditawarkan, periklanan dan promosi, serta sistem distribusi yang dilakukan. Setelah melakukan analisis tertsebut, perusahaan kemudian menetapkan harga bagi produk yang ditawarkan ke pasar.

HARGA BERDASARKAN BIAYA, PERMINTAAN, DAN PERSAINGAN

Harga pada umumnya ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan. Harga dapat ditentukan berdasarkan penerapan konsep penawaran dan permintaan atau berdasarkan analisis yang berorientasi pada biaya. Teori Ekonomi menyatakan bahwa harga pasar ditentukan oleh seberapa banyak produk diinginkan dengan harga tertentu sesuai dengan yang ditawarkan pemasok pada harga tersebut. Dengan kata lain, harga terjadi pada suatu titik di mana banyaknya permintaan yang terjadi sama dengan banyaknya penawaran.

Teori Ekonomi memelopori keputusan penetapan harga yang terbaik, namun banyak sektor bisnis tidak memiliki informasi yang mereka inginkan untuk membuat keputusan tersebut sehingga mereka menggunakan rumusan penentuan harga berdasarkan pada biaya. Penentuan harga berdasarkan pada biaya total berhubungan dengan penawaran suatu produk di pasar termasuk biaya penelitian dan pengembangan, biaya produksi, biaya transportasi, dan biaya pemasaran. Jumlah yang ditambahkan (markup) merupakan biaya yang tidak diharapkan atau merupakan kelebihan yang disebut dengan keuntungan. Jumlah biaya total dan tambahan atau keuntungannya itulah merupakan harga yang ditetapkan. Meskipun biaya tambahan yang ditetapkan bervariasi yang dipengaruhi oleh citra terhadap merek dan jenis toko, namun harga menjadi lebih tinggi ketika harus menentikan harga pedagang besar dan harga pengecer.

Sebelum menentukan harga, manajer pada umumnya menggunakan analisis harga yang berorientasi pada biaya dan analisis pulang pokok atau analisis keseimbangan. Penentuan harga yang berorientasi pada biaya mempertimbangkan keinginan perusahaan dalam membuat laba atau keuntungan untuk menutup biaya produksi. Hal ini mendorong perusahaan harus menentukan berapa unit yang harus dibeli pada harga tertentu untuk mendapatkan keuntungan. Analisis pulang pokok atau analisis keseimbangan dilakukan dengan menilai biaya dibandingkan dengan pendapatannya. Biaya yang dianalisis meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya tetap merupakan biaya yang harus tetap dikeluarkan berapa pun jumlah produk yang dihasilkan. Komponen biaya tetap misalnya biaya sewa, peralatan, asuransi, mesin, dan sebagainya. Biaya variabel merupakan biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan banyaknya produk yang dihasilkan, misalnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja per unit produk, biaya pengiriman produk, dan sebagainya. Analisis pulang pokok atau analisis keseimbangan ini akan menentukan berapa unit yang harus dihasilkan agar perusahaan mendapatkan keuntungan.

Baca Juga: HARGA DAN RISIKO ASET KEUANGAN

Strategi penentuan harga merupakan elemen yang penting dalam bauran pemasaran dan merupakan elemen yang lebih mudah dilakukan daripada perubahan produk dan pendistribusian produk. Dalam penentuan harga produk yang telah ada, perusahaan memiliki tiga pilihan, yaitu:

  1. Penentuan harga melebihi harga pasar untuk produk yang sama untuk mengambil keuntungan dengan asumsi bahwa harga yang lebih tinggi menunjukkan kualitas yang lebih baik.
  2. Penentuan harga dibawah harga pasar yang memang ditetapkan untuk produk yang memiliki kualitas di bawah kualitas produk yang ada.
  3. Penentuan harga yang mirip dengan harga pasar.

Selanjutnya, dalam penentuan produk baru atau produk yang baru saja diperkenalkan di pasar, perusahaan memiliki dua pilihan, yaitu peluncuran harga (price skimming) dan harga penetrasi (penetration pricing). Peluncuran harga merupakan penetapan harga di awal yang tinggi untuk menutup biaya yang telah dikeluarkan dan untuk mendapatkan keuntungan. Peluncuran harga ini dapat berhasil dengan baik apabila para pemasar mampu menemukan pelanggan yang dapat menilai bahwa produk baru yang ditawarkan tersebut berbeda dari produk lain yang telah ada. Sebaliknya, harga penetrasi merupakan penetapan harga yang rendah di awal untuk memantapkan produk di pasar untuk menarik minat pelanggan dan mendorong pelanggan untuk mencoba melakukan pembelian. Perkembangan pemasaran dewasa ini mengarah pada pemasaran digital yang menggunakan sistem penentuan harga variabel sebagai alternatif sistem penentuan harga tetap yang bersifat konvensional. Penentuan harga yang tetap juga jarang digunakan dalam pemasaran bisnis ke bisnis. Harga dinamis yang menuntut fleksibilitas antara pembeli dan penjual dilakukan dengan menyusun harga menggunakan web.

Menurut Madura (2007), ada tiga hal yang merupakan pertimbangan dalam penentuan harga, yaitu biaya produksi, tersedianya persediaan, dan harga pesaing. Beberapa perusahaan menentukan harga berdasarkan pada estimasi biaya produksi per unit produk, kemudian menambahkan (markup) sejumlah tertentu untuk menentukan keuntungan yang akan diperoleh. Metode ini sering disebut dengan cost-based pricing. Beberapa perusahaan lain menentukan harga berdasarkan ketersediaan produk di perusahaan. Pada umumnya, perusahaan akan menurunkan harga apabila banyaknya persediaan melimpah dan perusahaan menginginkan pengurangan persediaan tersebut.

Pertimbangan ketiga dalam menentukan harga adalah harga pesaing. Harga penetrasi seperti yang telah dipaparkan sebelumnya  merupakan strategi menetapkan harga di bawah pesaing untuk dapat memenangkan persaingan. Penetapan harga ini seringkali digunakan untuk perusahaan penerbangan, mobil, dan perusahaan makanan. Keberhasilan strategi penetrasi ini tergantung pada tanggapan pembeli terhadap penurunan harga tersebut. Permintaan terhadap produk yang fleksibel atau elastis terhadap harga pasti akan memberikan respon tinggi dan menambah jumah pembeliannya. Dapat dikatakan bahwa strategi penetrasi harga ini cocok digunakan pada barang-barang mewah yang pada umumnya mempunyai pembeli atau pelanggan yang sangat sensitif terhadap naik atau turunnya harga barang.

Namun demikian, strategi penetrasi harga ini tidak berhasil diterapkan pada permintaan produk yang tidak elastis terhadap harga sehingga penurunan harga tidak ditanggapi secara cepat oleh pembeli. Hal ini disebabkan pelanggan tidak akan berpindah ke produk lain yang harganya lebih rendah untuk mendapatkan keuntungan. Contoh produk atau jasa yang tidak sensitif terhadap penurunan harga adalah dokter gigi atau pun penata rambut yang memberikan pelayanan sangat personal sehingga apabila ada dokter gigi atau ahli penata rambut lain yang menurunkan harganya, pelanggan tidak akan berpindah kepadanya.

Selain harga penetrasi, strategi kedua dalam penetapan harga yang mempertimbangkan pesaing adalah penetapan harga defensif (defensive pricing). Penetapan harga defensif merupakan strategi penetapan harga yang menghadapi pangsa pasar. Hal ini dapat dilihat pada penurunan harga komputer IBM dan Compaq yang dilakukan menanggapi penurunan harga pesaingnya. Beberapa perusahaan menetapkan harga yang lebih rendah untuk mencegah pesaing baru yang akan memasuki pasar. Strategi ini dikenal dengan nama penentuan harga predator (predatory pricing).

Strategi penentuan harga ketiga yang didasarkan pada pesaing adalah penentuan harga status (prestige pricing). Strategi ini dilakukan dengan menentukan harga yang lebih tinggi dari harga pesaing untuk membuat imej bahwa produk tersebut lebih baik daripada produk pesaing yang lebih murah harganya. Perusahaan yang menawarkan lebih dari satu jenis produk dapat menggunakan strategi penetrasi harga untuk salah satu produknya dan strategi penentuan harga status untuk produk lainnya.

Ada kalanya, perusahaan tidak menggunakan strategi penentuan harga. Pada umumnya, perusahaan tersebut hanya menggunakan taktik penentuan harga. Bila perusahaan memiliki beberapa jenis produk yang ditawarkan kepada pelanggan maka perusahaan dapat menggunakan taktik price lining. Taktik price lining merupakan penentuan sejumlah harga yang terbatas untuk kategori produk tertentu. Penentuan harga psikologis juga seringkali menjadi pertimbangan perusahaan dalam menentukan harga. Penentuan harga psikologis mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa pelanggan tidak selalu rasional dalam melakukan pembelian, seperti pembelian produk mewah. Taktik penetapan harga lainnya adalah penentuan harga gasal-genap (odd-even pricing), yaitu penentuan harga yang didasarkan pada teori bahwa pelanggan akan lebih memilih harga yang bukan jumlah genap, melainkan jumlah gasal. Hal ini dapat dilihat seperti penentuan harga sepuluh ribu rupiah (Rp. 10.000,00) akan ditulis seharga sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh rupiah (Rp. 9.990,00) untuk menarik minat pembeli karen seolah harga produk tersebut pada kisaran sembilan ribu, bukan sepuluh ribu.

Selain itu, dalam penentuan harga produk, perusahaan harus memutuskan apakah perusahaan akan menentukan diskon khusus, harga penjualan periodik, dan pemberian jangka waktu kredit. Pelanggan yang seringkali melakukan pembelian produk yang sama dalam jumlah besar pada umumnya akan mendapatkan harga yang berbeda (discounting). Sebagai contoh, pemberian potongan harga surat kabar atau buku bagi para siswa, atau bagi para pebisnis yang sringkali menggunakan jasa penerbangan, juga akan mendapatkan potongan harga bila membeli tiket pesawat untuk penerbangan dengan tempat asal dan tujuan yang berbeda. Perusahaan juga seringkali memberikan potongan harga pada waktu tertentu (sales prices). Sebagai contoh, supermarket yang akan memberikan potongan harga untuk produk tertentu pada waktu tertentu.

Selain itu, adanya jangka waktu pembayaran kredit juga memengaruhi dalam penentuan harga. Sebagai contoh, pembayaran yang dilakukan secara tunai akan mendapatkan potongan harga dibandingkan dengan pembayaran yang dilakukan secara kredit. Hal ini disebabkan pembayaran secara kredit memiliki resiko terjadinya kredit macet. Namun demikian, perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa pembelian yang menggunakan kartu kredit justru mendapatkan potongan harga daripada pembayaran tunai. Hal ini disebabkan antara perusahaan penghasil produk dan perbankan yang mengeluarkan kartu kredit memiliki jaringan kerjasama dengan berbagai kepentingan masing-masing sehingga cenderung mengganggu hubungan dengan pelanggan.

Selanjutnya, perusahaan dapat menaikkan atau menurunkan harga produk yang ditawarkan dengan berbagai alasan. Kenaikan harga produk biasanya disebabkan oleh:

  1. Permintaan meningkat, penawaran tetap atau menurun
  2. Kondisi pesaing yang lemah
  3. Para pemasar atau penjual bertahan pada harga yang tinggi
  4. Peningkatan upah tetapi tidak ada peningkatan produktivitas
  5. Faktor produksi yang digunakan tidak efisien
  6. Para pembeli memiliki minat tinggi untuk melakukan pembelian.

Sementara itu, penurunan harga produk yang ditawarkan dapat disebabkan oleh:

  1. Banyaknya penawaran sedangkan permintaan menurun
  2. Kuatnya pesaing
  3. Pemasar atau penjual tidak mau bertahan pada harga yang ada sekarang
  4. Tingkat upah stabil tetapi produktivitas meningkat
  5. Faktor produksi digunakan secara efisien
  6. Para pembeli tidak memiliki minat untuk membeli barang tersebut.

Pada praktiknya, penjual atau pemasar dapat memilih menetapkan harga produk yang tetap atau tidak dapat ditawar (one price), namun ada kalanya para penjual atau pemasar tersebut menetapkan bahwa harga dapat ditawar (variable price). Tawar-menawar harga antara pembeli dan penjual tersebut nantinya akan dapat diperoleh kesepakatan mengenai harga yang tepat untuk keduanya. Penentuan harga merupakan kegiatan yang menyita banyak waktu. Pemasar perlu melakukan pengenalan terhadap pasar dan pelanggan serta lingkungan untuk dapat menetapkan harga secara tepat. Penetapan harga juga merupakan kegiatan strategi bagi perusahaan khususnya yang berpengaruh dalam stragei pemasaran perusahaan tersebut.

Rangkuman konsep penentuan harga dalam bisnis atau Pricing

Penentuan harga merupakan salah satu bauran pemasaran yang menantang. Tanpa ada penentuan harga maka pemasaran tidak akan terjadi. Para pemasar atau penjual harus mampu menetapkan harga untuk menutup semua biaya produksi, sekaligus menetapkan harga yang dapat bersaing. Ada berbagai faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan harga produk, seperti jenis industri, persaingan yang ada, kegiatan pemasaran, posisi produk, dan berbagai faktor lain yang berpengaruh dalam penentuan harga produk. Penetapan harga dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Cara yang paling mudah dan banyak digunakan adalah dengan pertimbangan biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Skimming price strategy dilakukan dengan menetapkan harga tinggi untuk memaksimumkan laba, penetration strategy dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah untuk menarik minat pelanggan melakukan pembelian merupakan dua strategi penentuan harga produk baru. Demand oriented pricing yang didasarkan pada harga menurut pelanggan, dan competition oriented pricing yang didasarkan pada semua harga pesaing juga merupakan staregi penentuan harga produk yang ditawarkan kepada pelanggan.

Referensi:

Iriani, Dorothea Wahyu. 2020. Pengantar Bisnis. Tanggerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 8.45

Konsep Penentuan Harga Dalam Bisnis Konsep Penentuan Harga Dalam Bisnis Konsep Penentuan Harga Dalam Bisnis Konsep Penentuan Harga Dalam Bisnis Konsep Penentuan Harga Dalam Bisnis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Releated