Memahami konsep dasar akuntansi

Memahami Konsep Dasar Akuntansi

Memahami Konsep Dasar Akuntansi

Memahami Konsep Dasar Akuntansi akan dijelaskan secara singkat dalam artikel berikut. Selamat membaca….

Anda mungkin pernah membaca di koran, majalah atau internet bahwa PT X  tahun  ini   memperoleh  laba  sekian miliar atau PT Y menderita kerugian sekian miliar atau PT Z bangkrut dan sebagainya. Seandainya anda memiliki kepentingan dengan perusahaan tersebut pasti berita tersebut akan mempengaruhi pikiran dan tindakan anda sehubungan dengan perusahaan tersebut. Informasi laba, rugi atau bangkrut adalah merupakan sebagian dari informasi yang dihasilkan dari suatu sistem akuntansi.

Akuntansi sendiri sering disebut dengan “bahasa bisnis”, karena akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah entitas (satuan akuntansi, misalnya perusahaan). Adanya perkembangan perusahaan yang pesat mengakibatkan semakin bertambah kompleksnya bahasa perusahaan. Akuntansi digunakan untuk mencatat dan menafsirkan data ekonomi agar dapat digunakan oleh pengelola, investor (pemegang saham dan kreditur), calon investor, pemerintah dan lembaga lainnya untuk pengambilan suatu keputusan. Keputusan yang baik harus didasarkan pada informasi yang handal dan relevan, dengan demikian distribusi dan alokasi sumber-sumber daya ekonomi yang langka dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.

Baca Juga:KONSEP DASAR AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM

Akuntansi mempunyai hubungan erat dengan proses pencatatan, pemilihan dan pengikhtisaran data transaksi entitas (unit ekonomi), serta penafsiran hasilnya. Data tersebut sebagian besar mencakup masalah keuangan dan dinyatakan dalam bentuk rupiah. Akuntansi juga mencakup masalah pelaporan dan penafsiran data. Secara luas akuntansi didefinisikan sebagai berikut: …. proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan.

Berdasarkan definisi tersebut secara tersirat diharapkan para akuntan mempunyai wawasan yang luas mengenai lingkungan sosial ekonomi. Oleh sebab itu struktur dasar akuntansi dipengaruhi faktor-faktor seperti situasi politik, kebudayaan, jenis dan sifat barang atau jasa yang dijual dan pengaturan mengenai hak milik.

SIFAT-SIFAT INFORMASI AKUNTANSI

Informasi akuntansi terutama berisi data keuangan dari transaksi perusahaan yang diungkapkan dalam satuan uang. Transaksi itu sendiri merupakan peristiwa ekonomi yang mempengaruhi kondisi keuangan dari suatu entitas. Pencatatan data transaksi dapat dilakukan dengan pensil, pena atau dengan berbagai jenis mesin atau komputer. Catatan transaksi saja kurang bermanfaat untuk dijadikan dasar suatu keputusan. Oleh karena itu, catatan data harus disortir dan diikhtisarkan kemudian disajikan  dalam bentuk laporan akuntansi atau lebih dikenal dengan istilah laporan keuangan. Laporan keuangan ini kemudian oleh manajemen dikomunikasikan kepada pihak eksternal melalui surat kabar, laporan tahunan perusahaan atau media elektronik seperti internet. Anda bisa melihat contoh-contoh berbagai macam laporan keuangan di surat kabar atau di internet.

PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN

Akuntansi menyediakan teknik untuk mengumpulkan data ekonomi dan menyampaikannya kepada berbagai pihak yang memerlukannya. Penanam modal membutuhkan informasi tentang posisi keuangan dan masa depan (prospek) perusahaan. Kreditur dan supplier perusahaan akan menilai sehat tidaknya keuangan perusahaan dan menilai risiko terhadap kredit yang akan diberikan kepada perusahaan. Lembaga pemerintah memerlukan informasi mengenai aktivitas keuangan perusahaan guna keperluan perpajakan dan perundang-undangan. Karyawan dan organisasi karyawan juga berkepentingan terhadap stabilitas dan profitabilitas dari perusahaan tempat mereka bekerja. Para akademisi memerlukan data akuntansi untuk tujuan penelitian dan pendidikan.

Baca Juga: PRINSIP-PRINSP AKUNTANSI BERLAKU UMUM

Pihak yang paling tergantung dan paling tersangkut dengan hasil akhir akuntansi adalah pengelola perusahaan (manajemen), yaitu pihak yang bertanggung jawab di dalam mengarahkan jalannya perusahaan. Jenis dan macam data yang dibutuhkan oleh pengelola akan berbeda-beda tergantung pada besar kecilnya dan jenis usaha perusahaan. Manajer pada perusahaan kecil mungkin hanya membutuhkan sedikit informasi akuntansi. Namun bila perusahaan bertambah besar dan kompleks maka manajer semakin sedikit melakukan kegiatan operasional sehari-hari. Demikian juga informasi dari suatu usaha perbankan akan berbeda dengan usaha manufaktur. Sering kali perbankan diminta untuk membuat laporan untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia, sedangkan usaha manufaktur tidak. Akibatnya informasi berbagai aspek dari perusahaan harus disediakan oleh akuntansi.

Informasi yang penting bagi seseorang tidak harus sama dengan informasi bagi orang lain. Akan tetapi sekali akuntan tahu akan kebutuhan informasi yang relevan bagi pemakai, maka akuntan dapat menyediakan jaringan informasi yang dapat dipakai oleh pengelola atau pihak lain untuk mengambil keputusan atau pertimbangan.

Banyaknya pihak yang berkepentingan yang memerlukan akuntansi mengharuskan diperlukannya bahasa atau istilah yang sama agar tidak terjadi salah interpretasi terhadap informasi yang ada. Para  akuntan  saat menyajikan laporan keuangan menggunakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang dikenal dengan istilah PABU (Prinsip-prinsip  Akuntansi yang Berlaku Umum) di Amerika Serikat dikenal dengan istilah GAAP (Generally Accepted Accounting Principles). Salah satu PABU disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang berupa Standar Akuntansi Keuangan yang teriri atas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN BIDANG LAIN

Seseorang yang berkecimpung dalam bidang pemasaran, keuangan, produksi, personalia dan sebagainya tidak perlu ahli dalam bidang akuntansi. Akan tetapi pekerjaan mereka akan lebih berhasil bila mereka memahami dengan baik prinsip-prinsip akuntansi. Setiap tingkat jabatan dalam perusahaan akan selalu mempunyai hubungan dengan masalah akuntansi. Semakin tinggi tingkat kedudukan seseorang, semakin besar kebutuhan untuk memahami konsep dan istilah akuntansi. Akuntansi mempunyai peran penting dalam masyarakat modern dan secara umum dapat dikatakan setiap pihak dalam suatu organisasi akan dipengaruhi oleh akuntansi dengan berbagai cara. Akuntansi dewasa ini memilik  peran  sebagaimana matematika dalam kehidupan sehari-hari.

PROFESI AKUNTAN

Akuntan adalah suatu profesi yang dapat dibandingkan dengan profesi hukum, dokter ataupun insinyur. Perkembangan yang cukup cepat dalam bidang teknik dan teori akuntansi, mengakibatkan terjadinya kenaikan jumlah orang yang berkecimpung dalam profesi ini. Faktor-faktor yang menunjang pertumbuhan ini antara lain karena:

  1. jumlah perusahaan publik (PT Terbuka) maupun perusahaan nonpublik semakin banyak dan semakin berkembang;
  2. semakin kompleksnya transaksi suatu badan usaha (transaksi leasing, kerja sama operasi, bangun operasional transfer, transaksi derivatif, transaksi perdagangan berjangka dll);
  3. semakin kompleksnya bidang usaha perusahaan (bidang teknologi informasi, riset dsb) ;
  4. semakin banyaknya peraturan perpajakan yang semakin rumit;
  5. semakin banyaknya perundang-undangan yang dikenakan pada badan usaha.

Akuntan yang memberikan jasa akuntansi atas dasar honor atau para staf akuntan yang bekerja padanya dikatakan berkecimpung dalam bidang akuntan publik. Akuntan yang bekerja pada perusahaan atau lembaga pemerintah atau sosial seperti kepala pembukuan, kontrolir dan internal auditor dikatakan berkecimpung dalam bidang akuntansi privat (swasta).

BIDANG SPESIALISASI AKUNTANSI

Seperti halnya ilmu sosial lain, akuntansi juga mengenal spesialisasi yang timbul karena adanya kemajuan teknologi, perekonomian dan sebagainya. Bidang spesialisasi akuntansi antara lain meliputi akuntansi keuangan, akuntansi biaya, akuntansi manajemen, auditing, sistem akuntansi, akuntansi sosial, akuntansi pemerintahan, dan sebagainya. Beberapa di antaranya akan dijelaskan sebagai berikut.

Akuntansi Keuangan

Bidang ini berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan keuangan berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan keuangan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan dan manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan-aturan yang harus digunakan di dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Dengan demikian diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan atau “bahasa” yang sama yaitu Standar Akuntansi Keuangan. Standar Akuntansi Keuangan ini mulai diterapkan di Indonesia tahun 1994, menggantikan Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia 1984. SAK ini terdiri atas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasinya yang diberi nomor urut mulai dari nomor 1. Apabila ada PSAK yang dianggap tidak sesuai lagi dengan keadaan PSAK nomor yang bersangkutan direvisi tanpa mengubah nomornya.

Bidang akuntansi keuangan dibutuhkan oleh  setiap  organisasi khususnya oleh organisasi besar yang diharuskan membuat laporan keuangan. Bila anda ahli dalam akuntansi keuangan, maka anda dapat  bekerja di setiap organisasi, seperti di perusahaan swasta, perusahaan negara, perusahaan daerah, dan organisasi lain yang sejenis.

Auditing

Auditing adalah suatu proses pemeriksaan independen terhadap suatu laporan keuangan. Tugas dan fungsi akuntan publik (auditor) dalam melaksanakan pemeriksaan, yaitu memeriksa laporan keuangan dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti yang mendukung catatan akuntansi dan laporan keuangan serta memberikan pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan yang diperiksa tersebut. Laporan keuangan dikatakan wajar kalau disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Sebetulnya bidang ilmu auditing ini merupakan disiplin tersendiri terpisah dari ilmu akuntansi, namun auditing memiliki hubungan erat dengan akuntansi keuangan. Seorang auditor harus ahli dalam akuntansi keuangan. Tanpa menguasai Standar Akuntansi Keuangan, auditor tidak akan mampu menjalankan pemeriksaan.

Dalam menjalankan tugasnya seorang auditor harus mematuhi standar auditing dan kode etik profesi yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Namun perlu diperhatikan istilah wajar di opini auditor, tidak berarti bahwa perusahaan yang diaudit sehat. Untuk mengevaluasi kesehatan suatu perusahaan diperlukan seorang analis keuangan.

Bila Anda ingin menjadi auditor, setelah Anda menyelesaikan S-1 jurusan akuntansi, Anda harus mengikuti pendidikan profesi akuntansi sekitar 3 (tiga) semester (untuk memperoleh gelar “akuntan”)dan mengikuti USAP (Ujian Sertifikat Akuntan Publik), bila lulus ujian ini anda berhak memakai gelar BAP setara dengan gelar CPA (Certified Public Accountant) di Amerika Serikat.

Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya. Bidang ini terutama bersangkutan dengan biaya produksi pada perusahaan “manufaktur”, tetapi dewasa ini biaya distribusi memperoleh perhatian yang semakin meningkat.

Salah satu fungsi utama dari akuntan biaya adalah mengumpulkan dan menafsirkan data biaya (baik biaya sesungguhnya maupun biaya yang akan terjadi) bagi manajemen untuk tujuan pengendalian bidang perencanaan biaya. Bidang ini sering dianggap merupakan bagian dari akuntansi manajemen.

Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen (mencakup juga akuntansi biaya) menggunakan biaya historis dan biaya taksiran guna membantu manajemen di dalam menjalankan kegiatan dan perencanaan. Bidang ini berhadapan dengan masalah khusus yang dihadapi oleh setiap jenjang manajemen dari suatu organisasi.

Akuntansi manajemen sering kali dihadapkan pada masalah pemilihan berbagai alternatif tindakan dan membantu memilih alternatif yang paling baik, yang harus diambil oleh pengelola perusahaan. Dalam akuntansi manajemen tidak dikenal suatu standar akuntansi manajemen. Akuntan manajemen bebas menggunakan kreativitas dalam menyusun laporan akuntansi manajemen sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manajemen.

Kalau kita bandingkan dengan akuntansi keuangan, bidang akuntansi manajemen tidak terbatas menggunakan data historis, tetapi juga menggunakan data yang diperkirakan akan terjadi serta rentang waktunya lebih fleksibel, bisa ada hitungan detik sampai dengan puluhan tahun.

Akuntansi Perpajakan

Akuntansi perpajakan menekankan pada penyusunan laporan keuangan berdasarkan peraturan perpajakan dan perencanaan transaksi dengan mempertimbangkan efek pembayaran pajak (perencanaan perpajakan atau tax planning). Sebagai contoh, misalnya sebaiknya perusahaan membeli atau menyewa mesin, menyediakan makan kepada karyawan atau memberikan uang makan dan sebagainya.

Akuntan yang memilih spesialisasi ini harus memahami dan mengikuti peraturan perpajakan yang berlaku. Seorang akuntan perpajakan harus dapat memberi usulan pemilihan transaksi perusahaan yang mengakibatkan beban pajak terkecil bagi perusahaan, tanpa melanggar aturan perpajakan yang berlaku. Untuk itu kalau anda ingin memilih bidang ini sebaiknya mengikuti kursus dan ujian Brevet A, Brevet B dan Brevet C.

Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah bidang yang menyangkut masalah perancangan prosedur, metode, dan teknik untuk mencatat dan mengolah transaksi perusahaan. Akuntan yang mengkhususkan dalam bidang ini akan merancang sistem dan prosedur yang dapat melindungi kekayaan perusahaan dan menjamin dapat dipercayai laporan keuangan dengan biaya yang relatif murah. Prinsip dasar yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan sistem akuntansi adalah bahwa biaya penyusunan sistem harus lebih rendah daripada manfaat sistem tersebut. Sistem akuntansi yang baik harus aman, murah dan cepat.

Seorang ahli sistem akuntansi pada masa sekarang harus memiliki keahlian di bidang teknologi informasi. Sebab pada masa sekarang pengolahan data akuntansi hampir semuanya sudah menggunakan aplikasi program komputer.

Akuntansi Anggaran

Akuntansi anggaran menyajikan rencana kegiatan keuangan untuk suatu periode, melalui catatan dan ikhtisar, serta menyediakan data perbandingan antara kegiatan sesungguhnya dengan rencananya. Bila terjadi selisih antara realisasi dan anggaran maka selisih ini harus dianalisis dan dicari sebab- sebab terjadinya selisih tersebut, sehingga dapat diambil tindakan perbaikan.

Suatu kombinasi antara perencanaan dan pengendalian dengan menggunakan anggaran, sering dianggap sebagai bagian dari akuntansi manajemen.

Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik mencakup wilayah yang lebih luas yakni wilayah publik, meliputi lembaga-lembaga publik (badan pemerintahan seperti pemerintah daerah maupun pusat, perusahaan milik negara seperti BUMN, organisasi politik dan sosial, serta organisasi nirlaba lain yang fokus pada pelayanan publik. Dalam pelaksanaan, peran sektor publik ini dapat dilakukan oleh pihak swasta namun pada bidang-bidang tertentu yang menjadi fungsi pemerintahan tetap dipegang oleh pemerintah. Pertanggungjawaban yang diberikan oleh akuntansi sektor publik ini adalah kepada masyarakat (publik) dan parlemen (DPR/DPRD). Akuntansi pemerintahan adalah bagian dari akuntansi sektor publik.

Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan ini menekankan pada pencatatan dan pelaporan transaksi dari lembaga pemerintah atau lembaga sosial seperti rumah sakit, organisasi politik, masjid, sekolah dan sebagainya. Suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam bidang ini adalah adanya peraturan perundangan yang mengikat unit-unit organisasi tersebut di atas. Sebagaimana dengan akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan akuntansi pemerintahan harus menggunakan standar akuntansi pemerintahan. Standar ini telah disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dan diwujudkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 24 Tahun 2005. BPK adalah salah satu wujud dari mekanisme akuntansi pemerintahan Indonesia. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai badan pemeriksa independen (auditor eksternal) pemerintah yang bertugas memeriksa laporan keuangan pemerintah sedangkan badan pemeriksa internal antara lain adalah BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), inspektorat jenderal (irjen), inspektorat wilayah propinsi (itwilprop) dan badan pengawas daerah (Bawasda)

Akuntansi Sosial

Akuntansi sosial merupakan bidang terbaru dalam akuntansi dan sulit untuk dijelaskan dengan singkat. Ada kecenderungan dari masyarakat meminta profesi akuntan untuk mengukur biaya sosial dan manfaatnya yang sebetulnya dikatakan sulit dilaksanakan. Salah satu tugas dari bidang ini misalnya mengukur pola kepadatan lalu lintas sebagai bagian dari studi penentuan pemakaian dana transportasi yang paling efisien, tidak hanya menyangkut fasilitas perdagangan saja tetapi juga mempertimbangkan masalah lingkungan bagi masyarakat.

Tata Buku dan Akuntansi

Sering orang bingung membedakan istilah tata buku dan akuntansi. Hal ini terjadi karena memang keduanya berhubungan erat. Tata buku adalah pencatatan data perusahaan dengan cara-cara tertentu. Pemegang buku mungkin bertanggung jawab terhadap seluruh penyelenggaraan pencatatan dari suatu perusahaan atau mungkin hanya bertanggung jawab terhadap sebagian kecil saja seperti pada masalah pencatatan piutang. Sebagian besar pekerjaan dalam tata buku menyangkut masalah tulis menulis saja dan secara bertahap telah dapat dicapai dengan menggunakan komputer.

Akuntansi terutama bersangkutan dengan masalah perancangan sistem pencatatan, penyusunan laporan berdasarkan data yang dicatat dan penafsiran laporan. Akuntan sering membimbing dan menilai pekerjaan juru buku. Pekerjaan akuntan pada awalnya mungkin mencakup pekerjaan juru buku. Dalam setiap hal, akuntan harus memiliki tingkat pengetahuan, pemahaman konsepsi dan keahlian analitis yang lebih tinggi dibandingkan dengan juru buku.

PERANAN AKUNTANSI DALAM MASYARAKAT

Pengetahuan tentang hasil kegiatan masa lalu merupakan hal yang berguna untuk perencanaan di masa mendatang. Perbandingan antara pelaksanaan yang lalu dengan kegiatan sekarang dapat menunjukkan adanya perkembangan yang baik ataupun perkembangan yang tidak menguntungkan. Sebagai contoh kenaikan volume penjualan barang atau jasa merupakan indikasi yang menguntungkan. Tetapi jika kenaikan ini disertai dengan kenaikan biaya yang relatif besar tentu saja hasilnya akan merugikan. Faktor- faktor relevan yang menyebabkan hasil yang merugikan ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan untuk kegiatan mendatang.

Dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya, manajemen sering mendasarkan diri pada data akuntansi. Sebagai contoh, manajemen perlu mengetahui berapa jumlah utang yang harus dibayar, kapan jatuh temponya dan kepada siapa harus dibayar. Semua ini dapat diketahui dari catatan akuntansi.

Manajemen juga tergantung pada catatan dan laporan akuntansi apabila ingin membandingkan antara pelaksanaan sesungguhnya dengan tujuan yang direncanakan. Sebagai contoh anggaran pendapatan dan biaya tidak akan bermanfaat apabila tidak dibandingkan dengan pelaksanaan sesungguhnya.

Pemakaian informasi akuntansi tidak hanya terbatas pada manajemen saja. Pemilik (pemegang saham) atau calon pemilik mengharapkan untuk diberi tahu secara berkala mengenai profitabilitas (kemampulabaan) dan status keuangan perusahaan agar dapat melakukan penilaian terhadap investasinya. Kreditur dan pemasok membutuhkan informasi tentang keuangan dari perusahaan sebelum melakukan pemberian kreditnya.  Berbagai instansi pemerintah pusat ataupun daerah membutuhkan laporan keuangan sehubungan dengan masalah perpajakan seperti pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, pajak pembangunan dan sebagainya.

KONSEP DASAR AKUNTANSI

Standar Akuntansi Keuangan disusun oleh organisasi profesi akuntansi yang ada di negara yang bersangkutan. Di Indonesia organisasi profesi ini dikenal dengan nama IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang setiap empat tahun sekali menyelenggarakan kongres untuk memilih ketua dan pengurus IAI. Standar Akuntansi Keuangan disusun berdasarkan anggapan dasar yang dikenal dengan istilah konsep dasar. Berikut akan dibahas beberapa konsep dasar yang digunakan dalam praktik akuntansi.

Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity)

Konsep kesatuan usaha didasarkan pada anggapan bahwa penerapan akuntansi dilakukan pada unit individu ekonomi dalam masyarakat atau dikenal dengan istilah entitas. Entitas ini mencakup seluruh bentuk organisasi badan usaha (seperti perusahaan perseorangan, firma, perseroan, koperasi, perusahaan negara, dan sebagainya); unit pemerintahan (seperti pemerintah daerah, kecamatan, proyek, sekolah, universitas, rumah sakit, dan sebagainya), dan lembaga-lembaga sosial yang lain (seperti mesjid, gereja, klub sepak bola, organisasi politik, organisasi sosial) dan sebagainya. Entitas dianggap berdiri sendiri terlepas dari para pemiliknya atau siapa pun juga. Dengan demikian suatu entitas dianggap dapat melakukan transaksi, dapat memiliki harta dan dapat melakukan tindakan hukum yang lain. Objek dari akuntansi keuangan (selanjutnya disebut dengan akuntansi saja) adalah transaksi. Seluruh transaksi dari entitas ini dicatat, dianalisis dan diikhtisarkan untuk kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan laporan berkala.

Transaksi adalah setiap kejadian atau peristiwa yang mengakibatkan adanya perubahan terhadap posisi keuangan dari suatu organisasi. Sebagai contoh pembayaran tagihan telepon, pembelian barang dagangan, penjualan jasa adalah contoh dari transaksi antara perusahaan dengan pihak luar (transaksi eksternal). Selain itu ada juga bentuk transaksi yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri (transaksi internal). Contoh dari transaksi internal ini antara lain pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, depresiasi (penyusutan), pembentukan cadangan dan sebagainya.

Prinsip Harga Pokok (Cost)

Barang dan jasa yang dibeli oleh suatu entitas dicatat pada harga saat transaksi tersebut terjadi. Entitas atau badan usaha tidak akan mengubah catatan harga beli dari barang tersebut, biarpun mungkin harga barang atau jasa di pasar berubah. Misalnya tanggal 1 Mei perusahaan membeli sebidang tanah dengan harga 50 juta rupiah. Tanah tersebut akan dicatat dengan harga 50 juta rupiah, biarpun setelah transaksi pembelian harga tanah berubah menjadi 60 juta rupiah. Cara pencatatan ini menggunakan prinsip historical cost (harga historis).

Penentuan harga pokok yang terjadi dan penghasilan yang diperoleh merupakan hal yang fundamental dalam akuntansi. Dalam transaksi antara pembeli dan penjual kedua belah pihak selalu berusaha untuk menentukan harga yang paling menguntungkan dan hanya harga yang telah disepakati merupakan harga yang cukup objektif untuk tujuan akuntansi. Jika harga dicatat dengan harga yang selalu disesuaikan dengan harga penawaran, penilaian atau taksiran, maka laporan akuntansi menjadi tidak stabil, kurang dapat dipercaya dan menjadi tidak berguna.

Dasar Akrual

Dasar ini digunakan untuk menentukan kapan suatu transaksi harus dicatat (diakui). Misalnya perusahaan anda membeli mobil, dalam hal ini anda akan dihadapkan pada permasalahan kapan seharusnya transaksi pembelian mobil tersebut dicatat. Apakah pada saat inden?, uang muka diserahkan?, barang diterima?, surat tanda kendaraan bermotor diserahkan?, bukti kepemilikan kendaraan diserahkan?, atau saat pembayaran lunas? Seluruh kejadian tersebut seringkali terjadinya tidak bersamaan, malahan waktu jedanya sering lama.

Dalam akuntansi dikenal dua dasar pencatatan yaitu dasar tunai (cash basis) dan dasar akrual (accrual basis). Dasar tunai menyatakan bahwa transaksi dicatat saat terjadi penerimaan atau pengeluaran kas. Dengan demikian sebelum terjadi penerimaan atau pengeluaran kas transaksi tersebut belum dicatat. Dasar ini banyak dipakai oleh perusahaan kecil atau oleh individu-individu yang melakukan praktik profesional, misal dokter, bidan, pengacara dan sebagainya. Biarpun dasar ini banyak dipakai, namun PABU tidak memperbolehkan dasar tunai ini. Mengapa?

Dasar akrual mencatat transaksi pada saat terjadinya, tidak mengindahkan penerimaan atau pengeluaran kasnya. Laporan keuangan yang disusun berdasar akrual tidak hanya melaporkan transaksi masa lalu, tetapi juga memberikan informasi tentang kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang menggambarkan potensi penerimaan kas di masa yang akan datang. Oleh sebab itu laporan keuangan yang disusun berdasarkan azas akrual menyediakan informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.

Kelangsungan Usaha

Kelangsungan usaha dari suatu entitas dijamin akan berlangsung terus, sehingga dapat melakukan transaksi di masa yang akan datang. Namun bilamana ada maksud atau keinginan perusahaan untuk membubarkan (melikuidasi) atau mengurangi secara material usahanya, maka laporan keuangannya harus disusun dengan cara yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

AKTIVA, UTANG, DAN MODAL

Unsur dasar suatu laporan keuangan terdiri atas tiga macam yaitu aset atau kekayaan, hutang atau kewajiban dan ekuitas atau modal pemilik. Kekayaan atau harta yang dimiliki oleh perusahaan dikenal dengan istilah aktiva sedangkan hak atau sumber aktiva tersebut berasal disebut ekuitas  (hak milik). Jika perusahaan mempunyai aktiva sebesar Rp1.000.000,00 hak milik terhadap aktiva tersebut juga harus sebesar Rp1.000.000,00. Hubungan antara aktiva dan hak milik ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Aktiva = Ekuitas

Ekuitas atau hak milik dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok, yaitu hak milik dari kreditur (disebut dengan utang) dan hak milik dari pemilik perusahaan (disebut dengan modal atau ekuitas pemilik). Dengan demikian persamaan di atas dapat diperluas menjadi demikian:

Aktiva = Utang + Ekuitas

Utang biasanya ditempatkan sebelum ekuitas, sebab hak dari para kreditur akan mendahului hak para pemilik. Untuk menekankan hak kepemilikan (para) pemilik perusahaan kadang-kadang utang dipindahkan ke sisi lain dari persamaan, sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut:

Aktiva – Utang = Ekuitas

Persamaan di atas menekankan bahwa hak sisa yang ada di perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi adalah menjadi tanggung jawab pemilik perusahaan. Ekuitas ini dalam akuntansi juga sering disebut dengan istilah aktiva neto (net assets).

Semua transaksi perusahaan mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks dapat dinyatakan pengaruhnya terhadap tiga elemen dasar dari persamaan akuntansi tersebut. Kalau ada peristiwa atau kejadian yang tidak mempengaruhi aktiva, utang atau ekuitas, maka peristiwa atau kejadian tersebut bukan merupakan transaksi yang merupakan obyek dari akuntansi.

TRANSAKSI DAN PERSAMAAN AKUNTANSI

Transaksi yang mengakibatkan perubahan aktiva, utang dan modal pada persamaan akuntansi dapat digambarkan dalam contoh-contoh sebagai berikut: Misalkan Pak Hudowo mendirikan usaha transportasi yang diberi nama “Usaha Angkutan Hudowo” yang selanjutnya disingkat” “UA Hudowo”. Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan pertama (Oktober) dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

Transaksi (a)

Prinsip akuntansi

Pak Hudowo mengambil Tabungan pribadinya sebesar Rp8 juta guna dipakai untuk menjalankan kegiatan usahanya. Akibat dari transaksi ini akan menambah aktiva perusahaan berupa kas dan di lain pihak akan menambah modal dengan jumlah yang sama. Sesudah transaksi tersebut terjadi persamaan akuntansi pada “UA Hudowo” akan tampak sebagai berikut:

Perlu dicatat di sini bahwa persamaan tersebut adalah persamaan untuk usaha Hudowo yaitu perusahaan angkutan “UA Hudowo”. Dengan demikian harta rumah tangga pribadi Hudowo tidak ikut dicantumkan dalam  persamaan ini. Dalam hal ini perusahaan diperlakukan sebagai entitas tersendiri, memiliki aktiva berupa kas 8 juta rupiah dan memiliki ekuitas berupa modal sebesar 8 juta rupiah pula.

Transaksi (b)

Transaksi berikut adalah Pak Hudowo membeli sebuah kendaraan untuk digunakan sebagai alat pengangkutan seharga Rp5.000.000,00 yang dibayar tunai. Transaksi ini mengubah komposisi aktiva tetapi tidak mengubah jumlah totalnya. Elemen-elemen persamaan sebelum dan sesudah transaksi ini tampak sebagai berikut:

Memahami Konsep Dasar Akuntansi

Transaksi di atas juga tidak mengubah keseimbangan antara aktiva dan ekuitas. Komposisi aktiva berubah, sekarang terdiri atas Kas Rp3.000.000,00 dan Alat Angkutan Rp5.000.000,00.

Transaksi (c)

Selama bulan tersebut Hudowo membeli bensin, oli dari berbagai pihak yang akan dibayar kemudian, seluruhnya berjumlah Rp385.000,00. Jenis transaksi ini dikenal dengan nama pembelian secara kredit dan utang yang timbul disebut utang dagang (utang usaha). Dalam praktik setiap pembelian akan dicatat pada saat terjadinya dan untuk itu digunakan catatan terpisah untuk setiap kreditur. Efek dari transaksi ini akan menambah aktiva dan menambah utang dagang masing-masing sebesar Rp385.000,00.

Memahami Konsep Dasar Akuntansi

Transaksi (d)
Selama bulan tersebut telah dibayar utang kepada kreditur sebanyak Rp250.000,00. Transaksi ini akan mengurangi jumlah aktiva maupun utang, sehingga persamaan akuntansinya menjadi sebagai berikut:

Memahami Konsep Dasar Akuntansi

Tujuan didirikan perusahaan adalah untuk mencari laba atau dengan kata lain ingin menambah jumlah ekuitasnya (modal pemiliknya). Untuk itu perusahaan harus melakukan kegiatannya yaitu menjual barang atau jasa. Penjualan barang atau jasa dapat dilakukan bila perusahaan memiliki barang atau jasa itu, kalau tidak memilikinya perusahaan harus mengusahakan untuk dapat memperolehnya. Usaha ini tentu saja membutuhkan biaya (beban). Beban ini akhirnya akan dibandingkan dengan pendapatannya untuk dapat menghitung pertambahan bersih modal pemilik. Dengan demikian transaksi pendapatan (penjualan) akan menambah jumlah modal pemilik, sedangkan transaksi beban akan mengurangi modal pemilik. Kenaikan modal bersih ini akan merupakan laba yang diperoleh untuk masa tersebut.

Transaksi (e)

Apabila selama bulan tersebut transaksi pendapatan Usaha Angkutan Hudowo adalah sebagai berikut:

Memahami Konsep Dasar Akuntansi

Pendapatan sewa mobil Rp600.000,00, yang Rp200.000,00 diterima per tunai (kas) sedangkan sisanya (Rp400.000,00) baru akan dibayar sebulan lagi. Transaksi tersebut menyangkut elemen kas, piutang usaha (tagihan) serta modal dan akan tampak dalam persamaan akuntansi sebagai berikut:

Transaksi (f)

Selama bulan tersebut dalam usahanya untuk memperoleh pendapatan sewa perusahaan mengeluarkan kas untuk membayar biaya-biaya sebagai berikut:

Pemakaian Bensin dan OliRp255.000,00
Bayar Sewa kantor selama sebulanRp20.000,00
Gaji sopir dan kernetRp150.000,00
Bayar sewa iklan miniRp61.000,00
Bayar listrik sebulanRp10.500,00
Gaji pegawai administrasiRp30.000,00

Transaksi-transaksi tersebut akan tampak dalam persamaan akuntansi sebagai berikut:

Transaksi (g)

Selama bulan tersebut, Hudowo mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadinya sebanyak Rp125.500,00. Pengambilan ini bukan merupakan beban, sebab tidak ada hubungannya dengan usaha untuk memperoleh pendapatan. Transaksi ini merupakan pengurangan modal pemilik dan untuk membebankan dengan transaksi operasional, transaksi ini diberi keterangan “prive” atau “pribadi” dari tuan Hudowo. Dengan demikian pencatatannya dalam persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:

Dari ikhtisar tersebut di atas dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

  1. Efek transaksi dapat dinyatakan dalam istilah penambahan dan atau pengurangan dalam satu atau lebih unsur-unsur persamaan akuntansi (aktiva, utang, dan modal)
  2. Persamaan yang ada dalam dua sisi persamaan akuntansi selalu seimbang. Bila terjadi ketidaksamaan antara sisi kiri dan sisi kanan pasti terdapat kesalahan di dalam pencatatan.

Cara pencatatan dengan cara di atas dikenal dengan istilah double entry system (pencatatan ganda) yang ditulis dengan indah oleh pendeta Italia (Lucas Pacioli) dalam bukunya “Summa de Arithmatica” pada abad 15. Cara ini yang sekarang banyak dipakai oleh hampir di seluruh dunia dengan berbagai modifikasinya.

RANGKUMAN MEMAHAMI KONSEP DASAR AKUNTANSI

Akuntansi dapat diartikan sebagai “bahasa bisnis” karena akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah perusahaan. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pencatatan, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan.

Pihak-pihak yang berkepentingan (pemangku kepentingan) terhadap laporan keuangan suatu perusahaan antara lain penanam dana atau modal yang membutuhkan informasi tentang posisi keuangan dan masa depan perusahaan, kreditur dan supplier (pemasok) perusahaan akan menilai sehat tidaknya keuangan perusahaan dan menilai risiko terhadap kredit yang akan diberikan kepada perusahaan. Lembaga pemerintah memerlukan informasi mengenai aktivitas keuangan perusahaan guna keperluan perpajakan dan perundang-undangan. Karyawan dan organisasi juga berkepentingan terhadap stabilitas dan profitabilitas dari perusahaan tempat mereka bekerja dan para akademisi yang berkepentingan untuk penelitian dan pendidikan

Akuntansi juga mengenal adanya spesialisasi seperti halnya dengan ilmu sosial lainnya. Bidang spesialisasi akuntansi antara lain meliputi: Akuntansi Keuangan, Auditing, Akuntansi Biaya,  Akuntansi Manajemen, Akuntansi Perpajakan, Sistem Akuntansi, Akuntansi Anggaran, Akuntansi Pemerintahan dan Akuntansi sosial.

Peranan Akuntansi dalam kegiatan perusahaan dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan alat evaluasi hasil kegiatan. Akuntansi sebagai alat perencanaan dapat terlihat apabila manajemen ingin mengetahui berapa jumlah uang yang harus dibayar, kapan jatuh temponya dan kepada siapa harus dibayar ini semuanya dapat diketahui dari catatan akuntansi. Sedangkan akuntansi sebagai alat evaluasi hasil kegiatan dapat terlihat apabila manajemen ingin membandingkan antara pelaksanaan sesungguhnya dengan tujuan yang direncanakan.

Setiap kejadian atau peristiwa mengakibatkan adanya perubahan terhadap posisi keuangan dari suatu organisasi disebut dengan transaksi. Dalam perusahaan transaksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu transaksi intern dan transaksi ekstern.

Kekayaan atau harta yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva sedangkan hak atau sumber dari mana aktiva tersebut berasal disebut ekuitas (hak milik). Hubungan antara aktiva dan hak milik ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Aktiva = Ekuitas

Ekuitas dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok, yaitu hak milik dari kreditur (disebut dengan utang) dan hak milik dari pemilik perusahaan (disebut dengan modal atau ekuitas) dengan demikian persamaan di atas dapat diperluas menjadi:

Aktiva          =       Utang      +      Ekuitas

Sumber

Sugiarto. 2021. Pengantar Akuntansi. Penerbit Universitas Terbuka: Tanggerang Selatan

MEMAHAMI KONSEP DASAR AKUNTANSI MEMAHAMI KONSEP DASAR AKUNTANSI MEMAHAMI KONSEP DASAR AKUNTANSI MEMAHAMI KONSEP DASAR AKUNTANSI MEMAHAMI KONSEP DASAR AKUNTANSI MEMAHAMI KONSEP DASAR AKUNTANSI MEMAHAMI KONSEP DASAR AKUNTANSI MEMAHAMI KONSEP DASAR AKUNTANSI MEMAHAMI KONSEP DASAR AKUNTANSI

One thought on “Memahami Konsep Dasar Akuntansi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Releated