MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS
MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS
Daftar Isi
- 1 MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS
Memahami lingkungan usaha dalam bisnis akan dijelaskan dalam artikel berikut. Selamat membaca…
PENGANTAR: ELEMEN LINGKUNGAN
Pemantauan terhadap kondisi lingkungan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memeriksa kondisi lingkungan luar maupun lingkungan internal suatu kegiatan usaha. Lingkungan luar terdiri dari berbagai sosial, baik yang bersifat peluang maupun yang dapat menjadi ancaman bagi kegiatan usaha yang terdapat di luar organisasi usaha tersebut, dan tidak dapat dikendalikan oleh si pengusaha. Kondisi dan konfigurasi sosial variabel ini akan menentukan situasi lingkungan luar yang harus dihadapi oleh kegiatan usaha. Lingkungan luar ini terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan tugas (task environment) dan lingkungan sosial (societal environment).
Lingkungan tugas mencakup elemen-elemen atau kelompok-kelompok yang secara langsung bisa mempengaruhi ataupun dipengaruhi kegiatan utama.
Lingkungan tugas mencakup elemen-elemen atau kelompok-kelompok yang secara langsung bisa mempengaruhi ataupun dipengaruhi kegiatan utama organisasi seperti pemegang saham, pemerintah, supplier, komunitas sosial, kelompok-kelompok kepentingan seperti LSM, pesaing, pelanggan, pemberi pinjaman, serikat pekerja dan asosiasi usaha. Lingkungan tugas suatu jenis usaha sering dinamakan “industri” dari jenis usaha tersebut.
Baca Juga: CARA MENGANALISIS LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS
Lingkungan sosial mencakup berbagai kekuatan yang bersifat umum dan tidak secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan jangka pendek perusahaan. Walaupun demikian, dalam jangka panjang berbagai kekuatan ini bisa terasa pengaruhnya, seperti tingkat pendidikan masyarakat, pendapatan per kapita, dan sebagainya.
Lingkungan internal terdiri dari sosial variabel yang bisa berupa kekuatan maupun kelemahan, dan terdapat di dalam perusahaan, yang biasanya relatif dapat dikendalikan perusahaan. Variabel-variabel ini akan menentukan corak situasi dalam perusahaan menjalankan kegiatannya. Situasi tersebut dibangun oleh struktur kegiatan usaha, corak budaya, dan jenis sumber yang tersedia. Struktur kegiatan usaha menunjukkan cara yang biasa dijalankan dalam mengelola usaha ditinjau dari aspek-aspek komunikasi, otoritas, dan aliran kegiatan, seperti tergambarkan pada skema organisasi.
Budaya menggambarkan corak kepercayaan, harapan, dan sistem nilai yang dianut oleh kebanyakan anggota organisasi, dan juga sesungguhnya menggambarkan corak perilaku yang biasanya dianut dan bisa diterima dalam organisasi. Sumber terdiri dari berbagai aset yang dimiliki, dan digunakan untuk mengubah bahan mentah (input) menjadi keluaran (output) berupa produk ataupun jasa. Berbagai jenis sumber antara lain mencakup sumber daya manusia, kemampuan manajerial, aset keuangan, fasilitas produksi, keterampilan, serta berbagai jenis kemampuan lainnya.
TINJAUAN SECARA MAKRO: LINGKUNGAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN USAHA
Penelaahan terhadap kondisi lingkungan secara makro perlu dilakukan terhadap (1) Lingkungan Ekonomi secara keseluruhan, dan (2) kondisi Lingkungan Usaha dari kegiatan yang dijalankan.
Lingkungan Ekonomi
Kondisi atau corak dari lingkungan ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan ataupun kegagalan dari suatu usaha yang baru dimulai. Akan tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa para Entrepreneur pada umumnya hanya menaruh sedikit perhatian terhadap usaha untuk menelaah, apakah lingkungan ekonomi yang dihadapi sesungguhnya mendukung ataupun merupakan ancaman terhadap usaha yang dijalankannya. Di lapangan kerap kali dijumpai pengusaha atau calon pengusaha yang berani menanamkan modalnya tanpa penelaahan kondisi lingkungan ekonomi secara memadai. Sesungguhnya, penelaahan yang memadai terhadap kondisi lingkungan ekonomi, bisa membantu para pengusaha ataupun calon pengusaha, untuk memahami kondisi yang dihadapi agar tidak terjebak dalam situasi yang menyulitkan.
Baca Juga: Lingkungan Bisnis dan Sistem Ekonomi
Terdapat beberapa pertanyaan penting yang sebaiknya dipelajari apabila pengusaha atau calon pengusaha bermaksud untuk memulai sebuah usaha baru (Kuratko, hal.192), antara lain:
- Seperti apa kondisi ekonomi negara tempat usaha baru akan dimulai?
- Seperti apa corak atau kondisi pasar tenaga kerja di mana usaha baru akan dijalankan?
- Apakah suku bunga yang berlaku relatif stabil atau selalu mengalami kenaikan?
- Berapa banyak perusahaan-perusahaan sejenis telah berdiri dan di kemudian hari mungkin menjadi saingan?
- Apakah perusahaan-perusahaan sejenis tersebut berukuran sama, ataukah bervariasi? Apakah berbeda ukurannya dengan usaha baru yang hendak dijalankan?
- Bagaimana penyebaran lokasi perusahaan-perusahaan sejenis yang berpotensi untuk menjadi saingan? Apakah lokasinya tersebar atau hanya terkonsentrasi di suatu daerah tertentu?
- Apakah perusahaan-perusahaan sejenis tersebut cenderung hanya melayani pasar lokal atau juga melayani daerah lain? Apakah ada perusahaan sejenis yang melakukan ekspor?
- Apakah memang terdapat peluang untuk memasarkan produk yang dihasilkan di pasar luar negeri?
- Adakah peraturan-peraturan pemerintah yang mungkin berpengaruh terhadap jenis usaha yang akan dijalankan?
- Bagaimana corak persaingan yang selama ini terjadi antara perusahaan- perusahaan sejenis?
Jawaban terhadap beberapa pertanyaan ini akan memberikan gambaran awal tentang usaha yang dijalankan dan juga corak lingkungan ekonomi yang akan dihadapi.
Baca Juga: Eksternalitas dan lingkungan ( Problem serta Solusi )
Entrepreneur yang akan memulai usaha baru, perlu menyadari bahwa diperlukan sikap dan keterampilan tertentu agar memiliki kemampuan untuk membaca kondisi lingkungan ekonomi. Beberapa karakteristik yang dianggap paling penting disajikan berikut ini.
- Pengusaha atau calon pengusaha perlu memiliki pemahaman yang luas mengenai pengaruh lingkungan luar, terutama elemen-elemennya yang mungkin berpengaruh terhadap usaha yang hendak dijalankan
- Pengusaha atau calon pengusaha perlu memiliki kemampuan untuk menafsirkan dan menerjemahkan pengaruh lingkungan luar menjadi pola pengelolaan ataupun pola pengambilan keputusan yang tepat dalam menjalankan usaha. Perumusan pola pengelolaan ataupun pola pengambilan keputusan yang tepat ini perlu bertumpu pada pemahaman yang menyeluruh (holistic) terhadap kegiatan maupun jenis kegiatan dalam usaha yang dijalankan.
- Pengusaha atau calon pengusaha perlu memiliki kemampuan negosiasi dan juga kompromi untuk menyelesaikan berbagai jenis konflik kepentingan yang terjadi karena berbagai jenis konstituen ternyata memiliki sasaran maupun sosial nilai yang berbeda.
- Pengusaha atau calon pengusaha perlu memiliki kecerdasan intelektual yang memadai untuk mempelajari dan memahami berbagai permasalahan dan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Pengusaha atau calon pengusaha perlu memiliki kemampuan berpikir jernih agar dapat menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi.
MEMAHAMI ATURAN PEMERINTAH
Perusahaan perlu menaati peraturan dan undang-undang yang berlaku di tempat perusahaan itu menjalankan kegiatannya. Karena itu, ongkos-ongkos yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan maupun besarnya keuntungan yang dapat diperoleh bisa dipengaruhi oleh perubahan peraturan pemerintah yang berlaku di daerah itu. Keputusan-keputusan mendasar seperti jenis usaha
yang akan dijalankan, produk ataupun jasa yang akan dipilih sebagai keluaran perusahaan, lokasi kegiatan, cara memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan, harga yang hendak ditawarkan, dan berbagai keputusan mendasar lainnya akan terpengaruh oleh aturan-aturan yang berlaku.
Berbagai contoh di Amerika (Kuratko, hal.195) menunjukkan bahwa aturan-aturan yang dikeluarkan pemerintah sering kali mempengaruhi usaha berukuran kecil dari berbagai segi seperti:
Harga
Usaha kecil sering kali terpaksa menaikkan harga jual produk atau jasa yang dihasilkannya untuk mengimbangi kenaikan ongkos yang terjadi karena berusaha memenuhi aturan-aturan pemerintah. Di Indonesia sering kali perusahaan terpaksa membaikkan harga untuk mengimbangi biaya-biaya tidak resmi yang harus dipenuhi oleh perusahaan di lapangan.
Ketahanan menghadapi perubahan
Dampak dari aturan yang baru ataupun peraturan yang berubah sering membawa konsekuensi sosial dengan proporsi yang lebih memberatkan bagi usaha berukuran kecil.
Persaingan Usaha
Aturan-aturan pemerintah yang baru ataupun yang mengalami perubahan sering lebih terasa dampaknya pada perusahaan-perusahaan berukuran kecil sehingga cenderung membuat usaha kecil menjadi lemah dalam persaingan, terutama menghadapi usaha berukuran besar.
Pengelolaan
Aturan pemerintah sering kali memaksa usaha berukuran kecil untuk mengorbankan waktu dengan proporsi yang lebih besar agar dapat memenuhi berbagai aturan tersebut.
Mental
Berbagai jenis kesulitan, kegagalan, penghamburan waktu, dan lain-lain sering kali membuat pengusaha kecil menjadi lebih mudah frustrasi. Karena berbagai kelemahan tersebut tidak mengherankan apabila banyak usaha berukuran kecil yang berusaha menghindar dan tidak mematuhi aturan pemerintah.
Membaca Kondisi Lingkungan Usaha
Ahli strategi yang terkenal, Michael E. Porter, berpendapat bahwa kegiatan membaca kondisi lingkungan pada dasarnya dilakukan agar mampu menjawab dua buah pertanyaan penting, yaitu
- Seperti apa karakteristik struktur industri dari jenis usaha yang kita jalankan? Bagaimana kemungkinan perubahan yang mungkin bisa terjadi dalam struktur industri tersebut? Apakah perubahan tersebut akan membawa peluang sehingga menjadi jenis industri ataupun usaha yang kita jalankan menjadi menarik?
- Bagaimana posisi sosial perusahaan yang kita jalankan dalam struktur industri tersebut? Pertanyaan ini muncul karena pada jenis industri yang menarik sekalipun, keberhasilan perusahaan hanya akan tercapai apabila perusahaan yang kita jalankan memiliki posisi sosial yang baik dalam struktur industri. Sebaliknya, sekalipun kita berada dalam sosial industri yang kurang menarik, perusahaan akan tetap mampu mencapai keberhasilan apabila menempati ceruk usaha yang tepat.
Porter selanjutnya berpendapat bahwa perusahaan berukuran kecil tidak akan cukup memiliki kekuatan untuk mempengaruhi ataupun mengubah struktur industri sosial yang digelutinya, dan cenderung hanya memiliki kemampuan untuk memiliki posisi yang baik, yaitu apabila perusahaan kecil itu memiliki dan mampu memanfaatkan keunggulan kompetitif yang dimilikinya.
Dalam usaha untuk memahami kondisi lingkungan, pemahaman terhadap corak struktur industri yang ditempatinya merupakan langkah penting berikutnya bagi sebuah perusahaan yang baru berdiri. Berikut ini dijelaskan elemen-elemen penting yang ikut bermain dalam suatu jenis struktur industri, dan perlu mendapat perhatian dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam struktur industri tersebut. Selanjutnya, pada gambar berikutnya, ditunjukkan secara rinci dan menyeluruh rangkaian pertanyaan yang dapat digunakan untuk memahami karakteristik dari suatu jenis struktur industri
KARAKTERISTIK INDUSTRI SECARA UMUM
Walaupun ukurannya berlainan dan juga tingkat atau kecepatan perkembangannya berbeda-beda, industri baru yang sedang tumbuh biasanya secara umum memiliki karakteristik yang sama, yaitu sebagai berikut.
Ketidakpastian Teknologi (Technological Uncertainty)
Pada industri yang masih sedang tumbuh biasanya teknologi yang digunakan belum cukup ajeg. Karena relatif masih baru dan juga sedang tumbuh, belum sepenuhnya dipahami konfigurasi produk atau jasa yang paling baik, dan juga belum sepenuhnya dipahami jenis teknologi yang paling efisien untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut. Penggunaan masing-masing jenis teknologi dalam praktek juga belum dikuasai sepenuhnya. Karena itu, dalam pertumbuhan industri sering kali terjadi ketidakpastian teknologi.
Ketidakpastian Strategi (Strategic Uncertainty)
Karena teknologi produksi yang digunakan masih berubah-ubah, maka corak strategi yang digunakan juga masih dalam taraf mencoba-coba untuk menemukan strategi yang paling baik bagi perusahaan. Pada saat awal pertumbuhan, perusahaan-perusahaan pada suatu sosial industri yang sedang tumbuh akan menggunakan pendekatan atau strategi yang berbeda-beda dalam penetapan posisi produk atau jasa yang dihasilkan (product positioning), dalam penetapan harga, dalam penetapan ragam produk atau jasa yang dihasilkan, dan juga dalam pemilihan jenis teknologi yang digunakan.
Pembeli Pemula
Pembeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh industri yang baru tumbuh adalah pembeli pemula. Mereka merupakan pembeli pertama kali. Karena itu, fungsi marketing bertugas untuk mengusahakan agar pembeli bersedia mengganti produk atau jasa dengan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, atau mengusahakan agar pembeli bersedia mencoba produk ataupun jasa baru yang dihasilkan perusahaan.
Horison Waktu yang Pendek
Pada industri yang baru tumbuh muncul tekanan untuk menumbuhkan konsumen bagi produk atau jasa yang dihasilkan ataupun untuk mampu menghasilkan produk ataupun jasa yang sesuai dengan permintaan pasar, secara tergesa-gesa dan cenderung lupa untuk melakukan analisis terhadap kondisi masa depan. Pemikiran jangka panjang mengenai pertumbuhan perusahaan sering kali diabaikan.
HAMBATAN MASUK
Pada industri yang sedang ataupun baru tumbuh sering kali terdapat hambatan untuk masuk bagi pengusaha pendatang baru. Hambatan yang sering muncul pada umumnya berkaitan dengan keterbatasan pengusaha baru pada aspek-aspek berikut ini.
Teknologi
Penggunaan teknologi yang sesuai sering kali terasa mahal bagi pengusaha pendatang baru yang kondisi permodalannya masih terbatas.
Jaringan distribusi
Akses terhadap jaringan distribusi yang masih terbatas ataupun sama sekali belum terbentuk mengakibatkan munculnya kesulitan memasarkan hasil produksi bagi pengusaha pendatang baru.
Bahan baku dan berbagai sumber lainnya
Pengusaha pendatang baru juga hanya memiliki akses yang terbatas terhadap bahan baku dan sumber-sumber lainnya. Contohnya, sering kali dialami kesulitan untuk memperoleh tenaga kerja terampil.
Pengalaman
Keterbatasan pengalaman sering kali mengakibatkan pengusaha pendatang baru harus mengeluarkan ongkos-ongkos yang lebih besar sosial para pemain lama.
Risiko
Pengusaha pendatang baru sering kali menghadapi risiko yang lebih besar karena kurang menguasai dan memahami berbagai aspek yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha.
Berbagai jenis hambatan masuk lainnya disajikan pada umumnya berbagai jenis hambatan untuk masuk ini akan menjadi lebih ringan ataupun hilang apabila perusahaan mulai berkembang dan mulai menimba pengalaman.
PERSAINGAN
Hal lain yang juga penting untuk mendapatkan perhatian adalah masalah persaingan. Analisis terhadap kondisi persaingan yang dihadapi perusahaan mencakup pengamatan terhadap jumlah pesaing dan juga kekuatan dari masing-masing pesaing tersebut. Dalam melakukan penelaahan terhadap persaingan penting untuk tetap menyadari keseluruhan elemen yang berpengaruh terhadap persaingan, menunjukkan berbagai analisis yang perlu dilakukan dalam membaca kondisi persaingan, yaitu dengan mempertimbangkan (1) sosial apa yang bisa mendorong terjadinya persaingan antar perusahaan, dan (2) tindakan apa saja yang bisa muncul dalam persaingan.
Dengan mempelajari berbagai sosial ini diharapkan para pengusaha memiliki suatu kerangka yang jelas dalam melakukan analisis terhadap persainganF4F. Analisis yang lepat dan lengkap terhadap kondisi persaingan merupakan modal yang penting untuk mengantarkan sebuah usaha yang masih baru menuju keberhasilan.
Tabel Berbagai Jenis Hambatan dalam Pengembangan Usaha
Jenis Hambatan | Penjelasan |
Ketidakmampuan memperoleh Bahan Baku dan berbagai jenis komponen lainnya | Perkembangan sebuah usaha baru menuntut ketersediaan pemasok baru. Tak pelak pemasok lama perlu meningkatkan volume outputnya, atau perlu memodifikasi bahan baku sehingga sesuai dengan kebutuhan perusahaan pendatang baru. Jika hal itu diabaikan maka akan muncul peluang terjadinya kelangkaan bahan baku/komponen lainnya. |
Harga bahan baku naik secara cepat | Permintaan yang meningkat karena munculnya perusahaan baru sementara supply tidak mencukupi, akan mengakibatkan harga bahan baku mengalami kenaikan pada awal munculnya perusahaan baru. Kenaikan harga terjadi mengikuti socia supply dan demand atau karena pemasok paham bahwa bahan baku sangat dibutuhkan oleh perusahaan baru. |
Infrastruktur belum tersedia | Usaha baru sering kali menghadapi kesulitan yang muncul karena infrastruktur belum tersedia, misalnya belum tersedia jalur distribusi, penyedia jasa-jasa perawatan, ketersediaan karyawan yang terampil, dan lain-lain. |
Produk/jasa yang dihasilkan cepat ketinggalan jaman (obsolete) | Pertumbuhan usaha baru bisa terhambat apabila konsumen menganggap bahwa produk/jasa yang dihasilkan akan segera ketinggalan jaman (obsolete) jika muncul teknologi yang lebih baru. Konsumen akan menunggu munculnya teknologi yang lebih baru dan terjadinya penurunan harga. |
Mutu produk/jasa tidak konsisten | Karena belum memiliki standar maupun teknologi yang ajeg, mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan baru sering tidak konsisten. Walaupun mutu yang buruk hanya terjadi pada sebagian kecil perusahaan, tetapi hal ini bisa mengurangi kredibilitas maupun image usaha baru. |
Image perusahaan belum cukup baik | Konsumen sering kecewa terhadap usaha baru karena belum mampu menghasilkan produk/jasa dengan mutu yang konsisten, sehingga kredibilitas usaha baru sering dianggap buruk oleh lembaga-lembaga keuangan. Karena itu, usaha baru sering mengalami hambatan dalam mendapatkan pinjaman ataupun pinjaman dengan bunga lunak. |
MEMILIH TAHAPAN
Selain berbagai proses analisis yang telah dijelaskan sebelumnya, beberapa langkah berikut ini dianggap penting untuk dijalankan agar diperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai jenis industri yang dijalankan.
Definisikan Secara Jelas Bidang Usaha yang akan Dijalankan oleh Usaha Baru
Penting untuk ditetapkan dengan sejelas-jelasnya bidang usaha yang dijalankan atau yang akan dijalankan oleh sebuah usaha yang masih baru sehingga perhatian pengusaha bisa terfokus pada bidang usaha yang sedang dijalankan dan peluang untuk bisa tinggal-landas menjadi lebih besar.
Mempelajari Persaingan yang Harus Dihadapi
Memahami jumlah pesaing yang harus dihadapi dalam usaha baru yang dijalankan, ukuran atau kekuatannya, kebiasaannya, struktur ongkosnya akan membantu munculnya pemahaman mengenai corak persaingan yang akan dihadapi.
Perlu juga diamati perubahan tingkat persaingan dan juga perubahan karakteristik para pesaing. Sebagai contoh, perlu dipelajari, apa yang akan terjadi jika (a) peningkatan permintaan terjadi secara cepat, (b) pesaing utama memiliki ukuran seimbang dengan perusahaan yang kita jalankan, (c) sejumlah pesaing berhasil tumbuh menjadi perusahaan yang lebih besar dari usaha yang kita jalankan, atau (d) diferensiasi produk/jasa ternyata berkembang dengan lambat.
Mempelajari Kekuatan dan Sifat Pemasok
Perlu dipahami corak ketergantungan usaha baru terhadap pemasok. Seperti apa sikap atau pelayanan pemasok terhadap usaha baru sosial terhadap usaha yang sudah lama? Apakah pemasok bersedia melayani usaha baru dengan cara yang berbeda dan tidak memberatkan? Atau usaha baru harus rela menerima pelayanan yang sifatnya terbatas.
Mempelajari Nilai-tambah Usaha Baru
Nilai tambah secara mendasar bisa diartikan sebagai selisih antara nilai penjualan dengan harga bahan baku, dan menunjukkan besarnya nilai yang ditambahkan oleh perusahaan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan. Penelaahan terhadap nilai tambah akan menentukan apakah akan terjadi integrasi usaha ke arah hulu ataupun ke arah hilir. Integrasi usaha ke arah hulu akan terjadi apabila pembeli ternyata berusaha memiliki usaha penyedia produk ataupun jasa. Integrasi ke arah hilir terjadi apabila penyedia produk atau jasa berusaha menjadi pembeli. Corak nilai tambah akan menentukan arah integrasi yang akan terjadi.
Perkiraan ukuran permintaan/pasar
Permintaan terhadap produk ataupun jasa cenderung bersifat dinamis sehingga sangat mungkin untuk berubah setiap waktu. Karena itu, penting untuk memahami sejarah perkembangan pasar untuk mengetahui potensi pertumbuhannya.
Kelima butir ini tidaklah selalu saling berkaitan, tetapi dapat menjadi bahan untuk melakukan analisis awal mengenai kondisi lingkungan dari usaha yang kita jalankan. Analisis bersifat makro semacam ini diperlukan untuk memahami kerangka di mana suatu usaha akan dimulai, tumbuh, dan memiliki potensi untuk berkembang. Selanjutnya, perhatian dipusatkan pada analisis yang bersifat mikro, yaitu penelaahan terhadap lingkungan yang lebih sempit.
RANGKUMAN MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS
Pemantauan terhadap kondisi lingkungan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memeriksa kondisi lingkungan luar maupun lingkungan internal suatu kegiatan usaha.
Lingkungan luar terdiri dari berbagai sosial, baik yang bersifat peluang maupun yang dapat menjadi ancaman bagi kegiatan usaha yang terdapat di luar organisasi usaha tersebut, dan tidak dapat dikendalikan oleh si pengusaha. Lingkungan luar ini terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan tugas (task environment) dan lingkungan sosial (societal environment). Lingkungan tugas mencakup elemen-elemen atau kelompok-kelompok yang secara langsung bisa mempengaruhi ataupun dipengaruhi kegiatan utama organisasi seperti pemegang saham, pemerintah, supplier, komunitas lokal, kelompok-kelompok kepentingan seperti LSM, pesaing, pelanggan, pemberi pinjaman, serikat pekerja dan asosiasi usaha. Lingkungan sosial mencakup berbagai kekuatan yang bersifat umum dan tidak secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan jangka pendek perusahaan.
Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel yang bisa berupa kekuatan maupun kelemahan, dan terdapat di dalam perusahaan, yang biasanya relatif dapat dikendalikan perusahaan.
SUMBER
Lubis, S.B. Hari. 2020. Kewirausahaan. Tanggerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 7.3
MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS