PERAN ASET KEUANGAN DALAM PEREKONOMIAN
PERAN ASET KEUANGAN DALAM PEREKONOMIAN
Peran Aset Keuangan dalam perekonomian terdiri atas dua fungsi utama yaitu:
Pertama, adalah sebagai media untuk intermediasi antara pihak yang membutuhkan dana, dan pihak yang kelebihan dana.
Kedua, sebagai media untuk membagi risiko aset.
Sebagai media untuk memindahkan dana, aset keuangan dapat mengalihkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Misalnya ada seorang pengusaha membutuhkan tambahan modal untuk memperbesar usahanya. Untuk itu, dia bisa menerbitkan aset keuangan (misalnya dalam bentuk saham, ataupun obligasi), dan dijual kepada pemilik dana dan selanjutnya dana tersebut bisa untuk membiayai perluasan usaha.
Sebagai media untuk membagi risiko (risk sharing), aset keuangan mampu membagikan risiko arus kas dari aset fisik yang tak terhindarkan. Bagi seorang pengusaha, risiko ketidakpastian pendapatan usahanya adalah sesuatu yang pasti ada (tak terhindarkan). Apa bila usahanya dibiayai dengan menjual saham kepada beberapa pihak, maka risiko ketidakpastian tersebut tidak akan ditanggung sendiri, melainkan ditanggung oleh banyak pihak yang memegang saham tersebut.
Contoh kasus berikut diharapkan dapat memperjelas peranan aset keuangan dalam perekonomian:
- Tuan A seorang eksportir mebel, mendapat pesanan mebel dari langganannya di luar negeri senilai Rp. 500.000.000,-. Tuan A memperkirakan untuk memenuhi pesanan tersebut memerlukan biaya sekitar Rp. 350.000.000,-. Bagi Tuan A potensi keuntungan itu sangat menggiurkan, namun sayangnya dia hanya memiliki uang sebesar Rp. 200.000.000,-. Dalam pesanan tersebut, Tuan A tidak mungkin memenuhi pesanan sebagaian, sesuai kekuatannya.
- Di tempat lain, ada Nn. K yang mendapat warisan sebesar Rp.150.000.000,. Nn K berpikir bahwa supaya warisannya tidak habis dan bahkan berkembang, warisan tersebut harus diinvestasikan. Namun sayangnya dia tidak tahu harus berusaha di bidang apa yang menguntungkan, karena memang Nn K bukan pengusaha.
- Ny. X adalah seorang dokter yang sukses. Saat ini memiliki dana menganggur sebesar Rp. 250.000.000,-. Dia berpikir untuk diinvestasikan karena bunga tabungan di bank sangat kecil. Sama halnya dengan Nn. K, Ny. X juga tidak tahu mau berusaha di bidang apa yang menguntungkan. Di samping itu dia tidak punya waktu untuk menjalankan usaha tersebut.
Misalnya secara kebetulan tiga orang tersebut bertemu dalam acara olah raga di lapangan golf. Dari pembicaraan yang cukup serius, akhirnya mereka bertiga menyepakati untuk sharing membiayai produksi mebel tersebut. Nn. K bersedia sharing dalam bentuk saham, dengan kesepakatan keuntungan dibagi secara proporsional.
Sementara Ny. X tidak mau dalam bentuk saham. Dia menginginkan dalam bentuk piutang dengan bunga yang pasti. Oleh karena itu Tuan A menerbitkan dua aset keuangan sekaligus, yaitu saham dan obligasi. Saham dibeli oleh Nn. K, senilai Rp. 100.000.000,- dan obligasi dibeli Ny X dengan nilai Rp. 100.000.000,- juga. Setelah transaksi tersebut Tuan A bertanggung jawab untuk memproduksi mebel dengan tanpa bantuan teknis ataupun manajerial dari Nn K dan Ny. X. Sekarang Tuan A memiliki dana lebih dari Rp. 350.000.000,- yang diperkirakan cukup untuk membiayai produksi mebel tersebut.
Dari cerita tersebut, dua aset keuangan muncul, yaitu saham senilai Rp. 100.000.000,-; dan obligasi juga senilai Rp. 100.000.000,-. Munculnya dua aset keuangan ini memindahkan dana dari tangan Nn. K dan Ny. X ke tangan Tuan A, dan ini berarti aset keuangan berfungsi sebagai media untuk memindahkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana.
Pengalihan dana ini merupakan salah satu fungsi utama dari aset keuangan. Apa bila Tuan A tidak menerbitkan aset keuangan, maka sangat sulit (bisa jadi tidak mungkin) bagi Nn. K dan Ny. X untuk bersedia memindahkan dana dari tangan mereka ke Tuan A, sekalipun mereka saling mengenal.
Selain fungsi memindahkan dana, aset keuangan yang muncul dari transaksi tersebut juga menunjukkan adanya pembagian risiko (risk sharing). Tuan A sebetulnya memiliki dana Rp. 200.000.000,-, dan untuk membiayai produksinya tinggal kurang Rp. 150.000.000,- Kenyataannya, Tuan A menerbitkan aset keuangan senilai Rp. 200.000.000,- yang berarti tidak bersedia menginvestasikan semua dana yang dimiliki karena mengandung risiko.
Meskipun mebel tersebut pesanan dari langganannya, namun risiko terjadinya kegagalan bisnis tetap saja ada meskipun kecil. Tuan A nampaknya tidak mau menanggung risiko ini sendirian, dan membagi risiko bersama pihak lain dengan cara menerbitkan aset keuangan. Dalam contoh ini, hal inilah yang dimaksud dengan fungsi pembagian risiko (risk sharing) dari aset keuangan.
Referensi:
Abdullah, Thamrin dan Suripto. 2019. Bank dan Lembaga Keuangan. Penerbit Universitas Terbuka: Tanggerang Selatan. Hal 1.7
The point of view of your article has taught me a lot, and I already know how to improve the paper on gate.oi, thank you. https://www.gate.io/zh/signup/XwNAU
Thanks again for the blog.Really looking forward to read more. Awesome.
I value the article post.Really looking forward to read more. Want more.
I value the blog post. Much obliged.
I really enjoy the blog article.
I really enjoy the blog. Keep writing.
This is one awesome article.Really thank you! Keep writing.
A big thank you for your blog article. Much obliged.
Looking forward to reading more. Great article.Really thank you!
I am so grateful for your article post.Really looking forward to read more. Really Cool.
Looking forward to reading more. Great article post.Thanks Again. Really Great.
Awesome article.Really thank you! Really Great.
Thank you for your blog article.Much thanks again. Fantastic.
Major thankies for the article post. Will read on…