Permasalahan Kemiskinan di Indonesia
Permasalahan Kemiskinan di Indonesia
Daftar Isi
Permasalahan Kemiskinan di Indonesia selalu dibahas semua orang. Baik rakyat jelata maupun pemimpin. Tetapi apakah kemiskinan itu? Apa solusinya? selamat membaca artikel berikut….
KONDISI KEMISKINAN
Persoalan kemiskinan selalu saja menjadi momok yang menakutkan di dunia termasuk di Indonesia. Bahkan setelah 60 tahun Indonesia merdeka, kemiskinan masih saja menjadi masalah yang belum diselesaikan secara tuntas. Perbedaan kemiskinan pada masa lalu dan masa sekarang adalah situasinya dulu hampir semua penduduk Indonesia miskin atau dikenal sebagai share poverty, sedangkan sekarang kemiskinan terjadi di jaman modern dan di tengah-tengah sebagian masyarakat yang berlimpah (affluent society). Kemiskinan yang terjadi saat ini disebabkan kesenjangan pendapatan dalam masyarakat sehingga ada perbedaan akses untuk terlibat dalam aktivitas ekonomi. Berbagai kebijakan dan sistem ekonomi yang diterapkan selama ini tidak mampu menjawab persoalan tersebut yang tercermin dari makin besarnya angka kemiskinan.
Baca Juga: Bagaimana mengatasi kemiskinan di Indonesia ?
Masalah kemiskinan yang tiada habisnya menurut Ragnar Nurkse disebabkan oleh lingkaran setan kemiskinan (the vicious circle of poverty). Ada beberapa indikator yang sering digunakan untuk mengukur kemiskinan, yaitu indikator kemiskinan relatif, kemiskinan absolut, kemiskinan kultural, dan kemiskinan struktural. Seseorang dapat dikatakan berada dalam kelompok kemiskinan relatif jika pendapatannya berada dibawah tingkat pendapatan di sekitarnya, atau dalam kelompok masyarakat tersebut ia berada di lapisan paling bawah. Jadi, walau pendapatannya bisa mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, namun karena dibandingkan dengan pendapatan rata-rata masyarakat pendapatannya relatif rendah, maka ia tetap masuk kategori miskin. Indikator kemiskinan relatif ini digunakan di AS.
Kemiskinan absolut dilihat dari kemampuan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan minimal untuk kebutuhan pokok (sandang, pangan, pemukiman, pendidikan dan kesehatan). Jika pendapatan seseorang berada di bawah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan minimal tersebut, maka secara absolut ia hidup di bawah garis kemiskinan. Indikator absolut ini digunakan oleh Indonesia.
Kemiskinan kultural dikaitkan dengan budaya masyarakat yang “menerima” kemiskinan yang terjadi pada dirinya, bahkan tidak merespon usaha-usaha pihak lain yang membantunya untuk ke luar dari kemiskinan tersebut. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan struktur dan sistem ekonomi yang timpang dan tidak berpihak pada si miskin, sehingga memunculkan masalah-masalah struktural ekonomi yang makin meminggirkan peranan orang miskin.
Baca Juga: Pengangguran dan Ketenagakerjaan di Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mengukur batas atau garis kemiskinan (poverty line) di tanah air dengan pendekatan konsumsi. Pendekatan yang digunakan oleh BPS tersebut sejalan dengan pendekatan yang dirumuskan oleh Bank Dunia. Garis kemiskinan tersebut dilihat dari kemampuan membeli bahan makanan ekuivalen dengan 2100 kalori per kapita per hari, dan biaya untuk memperoleh kebutuhan minimal akan barang/jasa pakaian, perumahan, kesehatan, transportasi, dan pendidikan. Dilihat dari nilai rupiahnya garis kemiskinan ini berubah dari waktu ke waktu. Pada tahun 1990 batas kemiskinan di perkotaan per kapita per bulan adalah Rp20.614,00 dan Rp13.925,00 di pedesaan. Tahun 1999 angka ini sudah meningkat menjadi Rp93.896.00 untuk perkotaan dan Rp73.898,00 untuk pedesaan. Angka tersebut pada Maret 2013 menjadi Rp271.626 per kapita per bulan.
Indikator kemiskinan yang lain diungkapkan oleh VV. Bhanoji Rao yang menghitung garis kemiskinan dengan memperhitungkan kebutuhan kalori per hari minimum yang diperlukan oleh seseorang untuk hidup layak sebagai dasar, kemudian ditambah lagi dengan keperluan untuk kebutuhan dasar yang sifatnya sosial, misalnya untuk pemeliharaan kesehatan, sekolah dan sebagainya. Tingkat kebutuhan energi di Indonesia, sesuai yang ditetapkan
oleh Food Agricultural Organization (FAO) untuk anak-anak dan orang dewasa adalah 2.150 kalori per orang per hari. Kebutuhan beras dan ikan digunakan sebagai perhitungan dasar dengan alasan beras tersebar di Indonesia, relatif baik dalam pemenuhan protein, dan harganya relatif murah. Seseorang harus mengkonsumsi beras 17,6 kalori per bulan. Karena konsumsi kalori dari beras diperhitungkan sebesar 90 persen sedangkan sisanya dari sumber pangan yang lain maka kebutuhan beras per bulan per orang adalah 16 kg (Hudiyanto, 2001).
Indikator kemiskinan yang lain diungkapkan oleh Profesor Sayoga. Garis kemiskinan yang beliau tetapkan dengan membedakan daerah perkotaan dan pedesaan. Garis kemiskinan untuk pedesaan ditetapkan setara dengan 240 kg beras per kapita per tahun. Sedangkan untuk daerah perkotaan setara dengan 360 kg beras per kapita per tahun. Garis kemiskinan ini ia tetapkan setelah melakukan survei ke seluruh Indonesia pada tahun 1973 (Hudiyanto, 2001).
Dari seluruh indikator yang dijelaskan di atas, pengertian kemiskinan masih terbatas dilihat dari sisi pendapatan dikaitkan dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Namun apakah kemiskinan dapat didekati hanya dengan melihat dari sisi konsumsi saja? Kemiskinan memang memiliki beragam arti dan multi-wajah. Sejak beberapa tahun belakangan ini sudah terjadi pergeseran pengertian kemiskinan dengan tidak hanya melihat dari aspek pendapatan dan konsumsi saja. Ini dapat dilihat pula dari aspek ketergantungan, harga diri, kontinuitas pendapatan dan sebagainya. Secara sistematis SMERU (2001) mengartikan kemiskinan dengan melihat berbagai dimensi, yaitu:
- ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan, papan);
- tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi);
- tidak adanya jaminan masa depan (karena tidak adanya investasi untuk pendidikan dan keluarga);
- kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal;
- rendahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber daya alam;
- tidak dilibatkan dalam kegiatan sosial masyarakat;
- tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan;
- ketidakmampuan berusaha karena cacat fisik maupun mental; dan
- ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil).
Dengan banyaknya indikator kemiskinan tersebut maka sering terjadi “kebingungan” dalam mengukur kemiskinan sehingga pemerintah kesulitan menyusun program yang efektif untuk menanggulangi kemiskinan. Oleh karena itu kemiskinan yang dijadikan ukuran oleh BPS lebih didasarkan pada pendekatan pendapatan dan konsumsi. Berdasarkan catatan BPS secara umum, tingkat kemiskinan mutlak di Indonesia sudah menurun drastis, terutama dalam dua dasawarsa sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 1976 mencapai 54,2 juta jiwa (40,1 persen), yang menurun menjadi 40,6 juta jiwa (26,9 persen) pada tahun 1981, 35 juta jiwa (21,64 persen) pada tahun 1984, 27,2 juta jiwa (15,1 persen) pada tahun 1990, dan akhirnya menjadi 22,5 juta jiwa (11,3 persen) pada tahun 1996.
Krisis ekonomi pada pertengahan 1997 telah mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk miskin, baik dalam arti kemiskinan mutlak ataupun relatif yang menjadi sebanyak 49,5 juta jiwa (24,13 persen). Dari jumlah tersebut, 17,6 juta jiwa (35,5 persen) penduduk miskin tinggal di perkotaan dan 31,9 juta jiwa (64,5 persen) tinggal di pedesaan. Kondisi kemiskinan pada tahun 1998 ini mendekati kondisi tahun 1981 dan tahun 1984.
Secara umum, perkembangan kemiskinan di Indonesia menunjukkan penurunan hingga tahun 1996 dan meningkat kembali tahun 1997 hingga 2000, baik ditinjau dari jumlah penduduk miskin ataupun relatif terhadap jumlah penduduk Indonesia. Kondisi yang berbeda adalah tahun 2000 hingga 2003, di mana jumlah penduduk miskin secara absolut meningkat, namun secara relatif mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk non-miskin mengalami peningkatan lebih cepat daripada penduduk miskin. Dengan kata lain, jumlah penduduk miskin bertambah banyak namun jumlah penduduk non-miskin bertambah lebih banyak lagi, dan ini bisa menandakan adanya peningkatan tingkat kesenjangan pendapatan masyarakat.
Tabel Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 1999-2015
1999 | 2000 | 2005 | 2010 | 2015 | |
NAD | 602,10 | 595,10 | 758,60 | 1.199,90 | 1.254,20 |
Sumatera Utara | 1.972,70 | 1.491,80 | 1.359,70 | 1.883,89 | 1.883,60 |
Sumatera Barat | 601,50 | 482,50 | 643,30 | 496,36 | 501,10 |
Riau | 589,70 | 485,60 | 491,60 | 722,41 | 751,30 |
Jambi | 677,00 | 504,90 | 480,40 | 326,91 | 327,30 |
Sumatera Selatan | 1.813,70 | 1.338,00 | 1.113,80 | 1.600,60 | 1.397,10 |
Bengkulu | 302,30 | 249,00 | 308,50 | 372,42 | 344,20 |
Lampung | 2.037,20 | 2.017,80 | 1.674,10 | 1.756,78 | 1.666,20 |
DKI Jakarta | 379,60 | 416,10 | 247,50 | 286,88 | 294,10 |
Jawa Barat | 8.393,40 | 6.658,40 | 5.532,30 | 5.724,89 | 5.754,80 |
Jawa Tengah | 8.755,40 | 6.513,60 | 6.856,70 | 7.308,33 | 6.980,00 |
DIY | 789,10 | 1.035,80 | 767,60 | 635,66 | 636,80 |
Jawa Timur | 10.286,50 | 7.845,40 | 7.508,30 | 7.701,15 | 7.578,40 |
Bali | 257,80 | 176,80 | 248,40 | 221,76 | 246,10 |
Nusa Tenggara Barat | 1.276,80 | 1.070,50 | 1.175,50 | 1.145,81 | 1.054,80 |
Nusa Tenggara Timur | 1.779,00 | 1.425,90 | 1.317,50 | 1.206,49 | 1.166,00 |
Kalimantan Barat | 1.016,20 | 1.095,00 | 728,50 | 644,20 | 583,70 |
Kalimantan Tengah | 261,70 | 213,70 | 215,40 | 231,39 | 207,70 |
Kalimantan Selatan | 440,20 | 385,30 | 357,50 | 259,80 | 259,00 |
Kalimantan Timur | 509,20 | 393,60 | 349,70 | 313,04 | 328,60 |
Sulawesi Utara | 504,60 | 365,90 | 213,20 | 229,32 | 191,60 |
Sulawesi Tengah | 599,40 | 503,20 | 530,50 | 564,60 | 509,10 |
Sulawesi Selatan | 1.462,00 | 1.198,00 | 1.296,30 | 1.309,23 | 1.301,80 |
Sulawesi Tenggara | 504,90 | 419,20 | 457,50 | 711,52 | 686,10 |
Maluku | 1.013,90 | 891,70 | 418,80 | 528,90 | 518,70 |
Papua | 1.148,70 | 970,90 | 900,80 | 907,60 | 917,00 |
Indonesia | 47.974,60 | 38.743,70 | 35.952,00 | 38.394,00 | 37.339,40 |
Angka kemiskinan pada tahun 2010 yang mencapai 38,5 juta tersebut secara absolut merupakan bilangan cukup besar karena setara dengan dua kali lipat dibandingkan total penduduk Malaysia dan Australia atau lebih dari 12 kali lebih banyak daripada penduduk Singapura. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 memberikan sumbangan pada peningkatan angka kemiskinan. Melesunya kegiatan perekonomian telah menurunkan pula peluang memperoleh pendapatan, banyak orang kehilangan pekerjaan, angkatan kerja baru yang makin banyak tidak terserap di pasar kerja sehingga terjadi pengangguran. Namun demikian pengangguran bukanlah pemberi sumbangan terbesar pada tingkat kemiskinan. Sebagai gambaran studi di Yogyakarta yang dilakukan FE-UII pada tahun 1999 menunjukkan bahwa pengangguran hanya memberikan sumbangan sebanyak 3,32 persen saja dari total kemiskinan. Ini mengindikasikan bahwa masyarakat miskin tersebut sebagian besar memiliki pekerjaan (working poor), namun pendapatannya sangat kecil, atau bekerja dengan waktu di bawah jam normal (under- employment).
Pengangguran hanyalah salah satu masalah penyebab kemiskinan. Penyebab lain adalah keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Namun dalam kasus Indonesia sumber daya alam bukanlah masalah yang berarti. Ketidakmampuan masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam yang kurang optimal dan kebijakan pengelolaan yang kelirulah yang menjadi masalah. Faktor lain karena keterbatasan kepemilikan alat-alat produksi seperti tanah dan modal; sarana dan prasarana; kebijakan yang bias sektor modern/perkotaan/usaha besar; rendahnya pendidikan, dan keterampilan; atau faktor budaya yang membuat masyarakat terjebak dalam kultur kemiskinan.
SEBAB-SEBAB STRUKTURAL KEMISKINAN DI INDONESIA
Kemiskinan di Indonesia seperti yang telah disebutkan di atas bukan hanya karena masalah ketidakmampuan mengelola sumber daya alam secara optimal tetapi juga karena kebijakan ekonomi yang tidak berkomitmen terhadap penanggulangan kemiskinan, dan semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi yang tidak bisa serta merta menyelesaikan persoalan kemiskinan.
Meskipun selama ini pemerintah Orde Baru melakukan serangkaian program-program yang cukup serius, tetapi hasilnya masih kurang berarti karena pertumbuhan ekonomi tinggi juga mengakibatkan meningkatnya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan ekonomi. Kesalahan mendasar dalam asumsi perekonomian Indonesia adalah pengangguran dan kemiskinan hanya mungkin diatasi jika ekonomi tumbuh minimal misalnya 6,5 persen setahun.
Asumsi tersebut tidak benar karena pertumbuhan ekonomi tidak dengan sendirinya menjamin kemampuan mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Hal ini karena:
- hal yang dapat mengatasi pengangguran dan kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat langsung melibatkan kegiatan ekonomi rakyat yang pelakunya pada umumnya masyarakat miskin;
- pengangguran dan kemiskinan adalah dua hal yang berbeda di Indonesia. Orang yang menganggur belum tentu miskin. Sebagai ilustrasi pertumbuhan ekonomi 1 persen dianggap mampu menampung 200.000 sampai 400.000 tenaga kerja yang menganggur, maka pertumbuhan ekonomi 6,5 persen per tahun hanya mampu mempekerjakan antara 1,3 juta sampai 2,6 juta tenaga kerja, dan tidak ada jaminan penduduk miskin yang jumlahnya 38 juta orang dapat dibebaskan dari kemiskinan.
Upaya membangun bangsa agar menjadi maju dan mandiri membutuhkan akselerasi pembangunan dan pemerataan hasil-hasilnya. Pada masa setelah Perang Dunia kedua, pemikiran pentingnya pertumbuhan ekonomi sangat dominan dalam rangka mengejar ketertinggalan pembangunan di suatu negara. Ketimpangan pembangunan merupakan situasi yang tidak terelakkan akan tetapi justru dianggap memacu pertumbuhan itu sendiri.
Pendapatan per kapita adalah salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan pembangunan. Indeks ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar output-nya dalam laju yang lebih cepat daripada tingkat pertumbuhan penduduknya. Besaran dan laju pertumbuhan GNP per kapita riil (pertumbuhan GNP per kapita dalam satuan moneter dikurangi tingkat inflasi) merupakan tolok ukur ekonomi yang paling sering digunakan untuk mengukur sejauh mana kemakmuran ekonomi suatu bangsa (Todaro, 2000: 14).
Pendapatan per kapita walaupun sering digunakan sebagai indikator pembangunan namun dalam penggunaannya harus hati-hati. Hal ini karena pembangunan bukan hanya sekadar meningkatkan pendapatan riil saja tetapi kenaikan tersebut harus berkesinambungan dan mantap serta harus disertai oleh perubahan sikap dan kebiasaan sosial yang sebelumnya menghambat kemajuan- kemajuan ekonomi. Walaupun masih terdapat kelemahan, namun pendekatan ini masih cocok digunakan dan mudah dipahami. Selain itu, pendekatan ini mempunyai kelebihan karena memfokuskan pada ration d’etre dari pembangunan yaitu kenaikan tingkat hidup dan menghilangkan kemiskinan (Arsyad, 1999: 26-34).
Pada kenyataannya, “trickle-down effect” yang melekat pada “growth paradigm” ternyata tidak terwujud, bahkan yang terjadi di banyak negara yang sedang membangun adalah sebaliknya, kesenjangan justru makin melebar. Melihat berbagai kegagalan tersebut, timbul pemikiran bahwa pertumbuhan haruslah beriringan dan terencana mengupayakan terciptanya pemerataan kesempatan dan pembagian hasil-hasil pembangunan. Dengan demikian mereka yang miskin, tertinggal, dan tidak produktif (yang merupakan mayoritas penduduk sebagian besar negara berkembang) akan menjadi produktif, yang akhirnya akan mempercepat pertumbuhan. Strategi ini dikenal dengan “redistribution with growth”.
Pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua (PJPT II) banyak masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, antara lain masalah ketimpangan, baik ketimpangan antardaerah, antarsektor, antarusaha, maupun antargolongan pendapatan dalam masyarakat. Sejak awal pembangunan, kesenjangan itu sudah ada, tetapi terasa makin lebar karena ketidakseimbangan kesempatan untuk memanfaatkan peluang yang terbuka dalam proses pembangunan.
Ketimpangan dalam kesempatan berpartisipasi ini telah menumbuhkan rasa ketidakadilan. Pemerintah telah mengupayakan serangkaian proses perubahan struktural secara terus-menerus dan berkesinambungan. Pembangunan pun ditujukan bagi pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional serta terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan lapangan kerja.
Prioritas jangka pendek pembangunan nasional di bidang ekonomi saat ini ditekankan pada program percepatan pemulihan ekonomi disertai dengan pemberdayaan masyarakat, serta program-program untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran yang meningkat selama krisis. Prioritas jangka menengah pembangunan ekonomi ditekankan pada program-program untuk meletakkan landasan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Sejalan dengan itu, kebijaksanaan pembangunan nasional terangkai dalam tiga arah kebijaksanaan yang saling mendukung.
- kebijaksanaan yang secara tidak langsung mengarah pada sasaran tetapi memberikan dasar tercapainya suasana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi.
- kebijaksanaan yang secara langsung mengarah pada peningkatan kegiatan ekonomi kelompok sasaran.
- kebijaksanaan khusus yang mencakup upaya- upaya khusus pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan yang langsung menjangkau masyarakat miskin (Sumodiningrat, 2001: 6).
Secara umum, kebijakan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dapat dilihat dampak positifnya melalui adanya penurunan tingkat kemiskinan nasional. Tingkat kemiskinan nasional rata-rata pada tahun 1999-2003 cenderung mengalami penurunan, kecuali pada tahun 2002 yang mengalami sedikit peningkatan. Meskipun demikian, sembilan provinsi tetap mengalami penurunan tingkat kemiskinan pada tahun 2002, yaitu provinsi Sumatera Barat, Jambi, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Pada tahun 2003, sebagian besar provinsi mengalami penurunan tingkat kemiskinan, walaupun terdapat delapan provinsi yang mengalami peningkatan kemiskinan yaitu Nangro Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Timur dan Papua. Sedangkan tingkat kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatera Utara, Jambi, dan Kalimantan Selatan cenderung tidak berubah secara signifikan.
Pola kebijakan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan masih mengandung beberapa kelemahan yang perlu dikoreksi secara mendasar, antara lain:
- masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi makro daripada pemerataan;
- sentralisasi kebijakan daripada desentralisasi kebijakan;
- lebih bersifat karikatif daripada transformatif;
- memposisikan masyarakat sebagai objek daripada sebagai subjek;
- cara pandang tentang penanggulangan kemiskinan masih berorientasi pada “charity” daripada “productivity”; dan
- asumsi permasalahan dan solusi kemiskinan sering dipandang sama daripada pluralistis.
Program penanggulangan kemiskinan pun dihadapkan pada berbagai persoalan di lapangan, di antaranya adalah belum adanya sistem pendataan yang akurat dan terintegrasi, ketidaktepatan sasaran, belum berjalannya sistem pemantauan dan evaluasi menyeluruh terhadap berbagai program penanggulangan kemiskinan, dan masih lemahnya keterpaduan antar program (Rancangan Rencana Pembangunan Tahunan Republik Indonesia, 2003: I-7).
KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENANGGULANGI KEMISKINAN
Pemerintah kolonial Belanda memiliki program penanggulangan kemiskinan yang dikenal dengan “Politik Etis”. Edukasi, irigasi dan emigrasi adalah tiga rangkaian program untuk “membalas budi” orang Indonesia yang “memperkaya” negeri dan bangsa Belanda. Namun begitu, tujuan politik etis tersebut tidak tercapai di lapangan. Hal ini karena kebijakan peningkatan pendidikan dan perbaikan irigasi lebih diarahkan untuk kepentingan para pemilik modal (kapitalis).
Pada awal pemerintahan Orde Baru, program penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan program pembangunan nasional sejak Repelita I – V. Meskipun tidak dirancang secara eksplisit namun berbagai program anti kemiskinan telah disusun dan menjadi program sektoral. Program pengentasan kemiskinan yang pernah dilakukan pemerintah Orde Baru adalah BIMAS, INMAS, dan P4K (Departemen Pertanian), UPPKS (BKKBN), KUD dan Koperasi Simpan Pinjam (Departemen Koperasi), UED-SP, BKD dan PKK (Departemen Dalam Negeri), KUBE (Departemen Sosial), wajib belajar 9 tahun (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan), imunisasi, dan pengembangan Puskesmas (Departemen Kesehatan). Di samping itu pemerintah juga membangun prasarana fisik untuk menunjang keberhasilan program.
Selain pembangunan model sektoral, pembangunan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan mekanisme pembangunan daerah yang dikenal dengan program-program bantuan Inpres yang pada tahun 1977/1978 diganti dengan Dana Pembangunan Desa (DPD). Program Inpres meliputi Inpres Desa, Inpres Dati II, dan Inpres Dati I. Percepatan pemerataan pembangunan dilakukan melalui pembangunan wilayah khusus yang bertujuan untuk mengarahkan program ke sasaran dan tujuan program seperti yang dilakukan oleh Departemen Dalam Negeri dan Bappenas mulai tahun 1989 dengan program Pengembangan Kawasan Terpadu (PKT).
Mulai Repelita VI (PJP II) pemerintah Indonesia meluncurkan program khusus yaitu program IDT (Inpres Desa Tertinggal). Program ini tidak saja melengkapi kebijakan yang telah ada, tetapi secara khusus ditujukan untuk meningkatkan penanganan masalah kemiskinan secara berkelanjutan di desa- desa miskin. Program IDT meliputi:
- komponen bantuan langsung sebesar Rp20 juta/desa tertinggal sebagai dana bergulir 3 tahun berturut-turut;
- bantuan pendampingan pokmas IDT oleh tenaga pendamping Sarjana Pendamping Purna Waktu (SP2W); dan
- bantuan pembangunan sarana dan prasarana.
Dengan pertimbangan bahwa orang miskin tidak hanya tinggal di desa tertinggal, maka diluncurkan pula program Takesra/Kukesra bagi penduduk miskin di desa/kelurahan yang tidak “tertinggal”. Program anti kemiskinan tersebut berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin di Indonesia yang pada tahun 1974 berjumlah 54,2 juta (40,1 persen) menjadi hanya 22,5 juta (11,3 persen).
Ketika badai krisis ekonomi menerpa Indonesia, jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan yang sangat tajam. Pada tahun 1998 ada 79,4 juta (39,1 persen) penduduk Indonesia jatuh miskin. Jumlah tersebut dibedakan menjadi dua yaitu penduduk miskin lama dan penduduk miskin baru yang bersifat sementara (transient poverty) yaitu penduduk yang jatuh miskin akibat krisis moneter. Diperkirakan 75 persen penduduk miskin tahun 1998 termasuk dalam jenis yang kedua.
Untuk mengatasi masalah kemiskinan akibat krisis moneter tersebut, pemerintah mengeluarkan program Jaring Pengaman Sosial (JPS). JPS adalah program jangka pendek untuk membantu mereka yang hampir tenggelam karena krisis. Program JPS dibagi dalam 4 kelompok program, yaitu Program JPS departemen teknis, Program JPS prioritas, Program JPS sektor- sektor pembangunan, dan Program JPS monitoring. Pengalokasian dana program JPS menggunakan tiga jalur seperti yang sudah biasa ditempuh program terdahulu yakni: 1) kebijakan pembangunan sektoral, 2) kebijakan pembangunan regional; dan 3) kebijakan khusus.
Program-program penanggulangan kemiskinan tersebut dapat dikatakan baik dalam perencanaan, namun dalam pelaksanaannya ada beberapa kekurangan yang perlu dibenahi seperti:
- Skema kredit yang dikucurkan oleh pemerintah dalam rangka penanggulangan kemiskinan memiliki berbagai ketentuan yang mengatur agar penyalurannya tidak salah sasaran. Sebagai contoh ketentuan tersebut adalah pembatasan nilai pinjaman bagi kelompok/individu, termasuk bagi kelompok yang sudah maju/berkembang. Ketentuan ini dinilai baik agar dalam penyaluran tetap sesuai dengan skema dalam program tersebut (dalam hal ini kasus pada P4K). Namun demikian, bagi kelompok yang sudah sukses dalam pengembangan usaha dan sudah tidak memenuhi kriteria skema kredit dalam program ini, kelompok ini akan mengalami kesulitan mendapatkan pinjaman modal kerja untuk pengembangan usaha lebih lanjut, dikarenakan tidak ada jenjang program lain yang terintegrasi dengan program P4K ini.
- Sistem pertanggungjawaban yang saling mengikat antarkelompok (tanggung renteng) yang diterapkan dalam P4K justru menghambat laju perkembangan pada kelompok yang potensial dan berkembang dengan baik. Namun karena ada kelompok lain yang tidak maju, misalnya gagal dalam pengembalian kredit, maka kelompok yang sudah berkembang juga akan tertutup akses kredit akibat ketentuan tanggung renteng dalam pengembalian kredit program. Hal ini justru menciptakan trade off dalam penanggulangan kemiskinan karena menghambat perkembangan potensi untuk lebih maju bagi kelompok yang sukses dalam pengembalian kredit.
- Banyak kelompok yang merasakan bahwa terjadi ketidaktepatan pencairan kredit (timing) di mana pada saat mereka memerlukan modal kerja dengan segera karena ada peningkatan order usaha. Namun karena adanya administrasi program dan penyeragaman waktu dalam penurunan dana kredit sehingga dari sisi usaha banyak kelompok yang kehilangan potensi (potential loss) untuk meningkatkan produksi. Sebagai contoh, kelompok kerajinan makanan akan berpotensi mendapat keuntungan apabila mampu memenuhi pesanan pada musim libur dan hari raya (Ramadhan dan Idul Fitri), namun karena pada bulan tersebut pengajuan kredit untuk modal kerja belum terpenuhi sehingga skala produksi mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan/permintaan pasar. Dengan demikian, banyak kelompok yang mengalami kehilangan potensi akibat administrasi pencairan kredit yang tidak fleksibel.
- Kurangnya integrasi program dan koordinasi antar instansi pengelola program menyebabkan permasalahan ketidaktepatan alokasi (mis- alokasi) dana program. Hal ini ditemukan pada beberapa kasus, di mana satu individu bisa mendapatkan lebih dari dua program pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan, sementara banyak komunitas yang tidak mendapatkan. Ini lebih dikarenakan tidak adanya koordinasi intensif antarinstansi pelaksana program, khususnya dalam hal proses verifikasi kelompok/individu yang terlibat dalam program.
PARADIGMA BARU PEMBERANTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Secara struktural pemerintah harus mulai mengubah paradigma pembangunan ekonomi untuk tidak semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi tetapi juga pemerataan ekonomi. Selama ini terbukti bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya dinikmati oleh kelompok elit dan pemilik modal. Jika pada masa lalu pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka sudah sepatutnya pemerintah saat ini membuat kebijakan yang menguntungkan ekonomi rakyat.
Proses pembangunan yang sebelumnya bersifat sentralistik (top down) tidak akan memberdayakan penduduk miskin tetapi justru menghambat kreativitas mereka sehingga menumbuhkan sikap ketergantungan terhadap pemerintah. Tidak adanya peran lembaga lokal menghilangkan kearifan lembaga lokal (local wisdom), padahal hal itu merupakan potensi besar untuk membantu percepatan penanggulangan kemiskinan. Kuatnya sentralisasi kebijakan dan pengabaian terhadap peranan lembaga lokal mengakibatkan program yang dilakukan seringkali tidak tepat sasaran dan tidak cocok dengan kondisi lokal di daerah.
Program pemberantasan kemiskinan di Indonesia dapat secara efektif dijalankan melalui berbagai langkah berikut ini (Mubyarto, 2004:14):
- Penerbitan undang-undang pemberantasan kemiskinan sehingga program pengurangan kemiskinan lebih diprioritaskan oleh pemerintah dan masyarakat.
- Program pemberantasan kemiskinan harus bersifat multi-sektoral.
- Perencanaan dan pelaksanaan dilakukan bersama antara masyarakat dan pemerintah sehingga program sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi aktual masyarakat dapat lebih tergali.
- Masyarakat dijadikan subjek bukan sekadar objek program.
- Pertanggungjawaban program tidak saja pada pemerintah tetapi juga pada masyarakat.
- Program yang berkesinambungan.
- Ukuran keberhasilan ditentukan berdasarkan kemampuan masyarakat ke luar dari belenggu kemiskinan.
Hal lain yang perlu dilakukan untuk pemberantasan kemiskinan adalah pola pikir tindakan pelaku ekonomi. Jika selama ini tindakan sebagian besar pelaku ekonomi semata-mata untuk mencari keuntungan finansial maka, sudah seharusnya hal itu didasarkan pada moral dan etika. Etika dan moral tersebut akan mengubah paradigma pelaku ekonomi yang akan memperhatikan keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Tindakan ekonomi yang dilakukan oleh para pelakunya tidak saja bertujuan untuk mendatangkan keuntungan pribadi tetapi juga untuk mendatangkan kesejahteraan bersama yang dibagi secara adil. Moral dan etika tersebut sesungguhnya telah tertuang dalam Pancasila, namun selama ini pembangunan ekonomi diasingkan dari dasar yang telah kita sepakati tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan antara idealita dan realitanya, yang bermuara pada kemiskinan yang masih tinggi seperti saat ini.
Rangkuman Permasalahan Kemiskinan di Indonesia
Kemiskinan masih menjadi masalah bangsa Indonesia. Jika dulu hampir semua penduduk Indonesia miskin atau dikenal sebagai share poverty, sedangkan sekarang kemiskinan terjadi di tengah-tengah sebagian masyarakat yang berlimpah (affluent society). Kemiskinan yang terjadi saat ini disebabkan kesenjangan pendapatan dalam masyarakat sehingga ada perbedaan akses untuk terlibat dalam aktivitas ekonomi. Masalah kemiskinan disebabkan oleh lingkaran setan kemiskinan (the vicious circle of poverty).
Ada berbagai indikator yang diajukan untuk mengukur garis kemiskinan. Perbedaan tersebut seringkali membawa kebingungan pembuat kebijakan. Namun tingkat kemiskinan mutlak di Indonesia sudah menurun drastis, terutama dalam dua dasawarsa sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997. Kemiskinan di Indonesia ternyata lebih banyak disebabkan oleh soal-soal struktural seperti pertumbuhan ekonomi tidak dapat langsung melibatkan kegiatan ekonomi rakyat yang pelakunya pada umumnya masyarakat miskin.
Selama ini pola kebijakan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan masih mengandung beberapa kelemahan yang perlu dikoreksi secara mendasar melalui perubahan paradigma. Jika selama ini program pengentasan kemiskinan dilakukan secara terpusat maka sudah seharusnya diubah menjadi bottom up. Pola pikir ekonomi yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi diubah menjadi tindakan ekonomi juga didasarkan pada moral dan etika.
Sumber
Hamid, Edy Suandi. 2021. Perekonomian Indonesia. Tanggerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 7.3
Permasalahan Kemiskinan di Indonesia Permasalahan Kemiskinan di Indonesia Permasalahan Kemiskinan di Indonesia Permasalahan Kemiskinan di Indonesia Permasalahan Kemiskinan di Indonesia Permasalahan Kemiskinan di Indonesia Permasalahan Kemiskinan di Indonesia Permasalahan Kemiskinan di Indonesia Permasalahan Kemiskinan di Indonesia
I’ve been surfing online more than 3 hours today, yet I never found any interesting article like yours. It’s pretty worth enough for me. Personally, if all site owners and bloggers made good content as you did, the net will be much more useful than ever before.
справки
Whats up very nice blog!! Guy .. Beautiful .. Superb .. I will bookmark your website and take the feeds also? I am satisfied to seek out so many useful information here in the post, we need develop more strategies in this regard, thank you for sharing. . . . . .
This internet site is my aspiration, really excellent pattern and perfect content.
No matter if some one searches for his required thing, so he/she needs to be available that in detail, thus that thing is maintained over here.
I like reading through a post that will make people think. Also, thank you for allowing me to comment!
Simply want to say your article is as surprising. The clearness on your post is simply nice and i can assume you are knowledgeable in this subject. Well together with your permission allow me to grab your RSS feed to stay up to date with coming near near post. Thank you one million and please continue the rewarding work.
There is definately a lot to learn about this subject. I like all the points you’ve made.
My brother suggested I might like this website. He was totally right. This post actually made my day. You cann’t believe just how much time I had spent for this information! Thank you!
WOW just what I was searching for. Came here by searching for %keyword%
You can definitely see your expertise in the article you write. The arena hopes for more passionate writers like you who aren’t afraid to mention how they believe. Always go after your heart.
You ought to take part in a contest for one of the greatest blogs on the internet. I will recommend this website!
I’m gone to say to my little brother, that he should also pay a visit this blog on regular basis to take updated from most up-to-date gossip.
Appreciate the recommendation. Will try it out.
When I originally commented I clicked the “Notify me when new comments are added” checkbox and now each time a comment is added I get three emails with the same comment. Is there any way you can remove me from that service? Bless you!
Article writing is also a fun, if you be acquainted with after that you can write or else it is complex to write.
I am typically to running a blog and i really appreciate your content. The article has really peaks my interest. I’m going to bookmark your website and keep checking for new information.
Terrific post but I was wondering if you could write a litte more on this topic? I’d be very grateful if you could elaborate a little bit more. Thanks!
I know this site gives quality based articles and other information, is there any other site which offers such things in quality?
I’m impressed, I must say. Rarely do I encounter a blog that’s both educative and interesting, and let me tell you, you have hit the nail on the head. The issue is something that not enough folks are speaking intelligently about. I’m very happy that I stumbled across this in my search for something relating to this.
Have you ever considered about including a little bit more than just your articles? I mean, what you say is fundamental and all. However think about if you added some great graphics or video clips to give your posts more, “pop”! Your content is excellent but with images and clips, this website could undeniably be one of the greatest in its niche. Superb blog!
Wonderful blog! Do you have any helpful hints for aspiring writers? I’m planning to start my own website soon but I’m a little lost on everything. Would you suggest starting with a free platform like WordPress or go for a paid option? There are so many choices out there that I’m totally confused .. Any ideas? Thank you!
This design is steller! You certainly know how to keep a reader entertained. Between your wit and your videos, I was almost moved to start my own blog (well, almost…HaHa!) Wonderful job. I really enjoyed what you had to say, and more than that, how you presented it. Too cool!
Hi there, i read your blog occasionally and i own a similar one and i was just wondering if you get a lot of spam responses? If so how do you stop it, any plugin or anything you can suggest? I get so much lately it’s driving me insane so any assistance is very much appreciated.
Hey There. I found your blog using msn. This is a very well written article. I will be sure to bookmark it and come back to read more of your useful information. Thanks for the post. I will definitely comeback.
What’s up to every body, it’s my first go to see of this webpage; this webpage contains awesome and in fact fine data designed for readers.
Hi, Neat post. There is a problem together with your site in internet explorer, might check this? IE still is the marketplace leader and a large part of other people will omit your great writing due to this problem.
Greate article. Keep writing such kind of information on your blog. Im really impressed by your blog.
It’s awesome to go to see this website and reading the views of all mates regarding this article, while I am also keen of getting experience.
obviously like your web-site however you need to check the spelling on quite a few of your posts. A number of them are rife with spelling problems and I in finding it very bothersome to tell the truth on the other hand I will surely come back again.
Hey! I’m at work browsing your blog from my new iphone! Just wanted to say I love reading your blog and look forward to all your posts! Keep up the excellent work!
Thanks for sharing, this is a fantastic article post.Much thanks again. Keep writing.
I am sure this post has touched all the internet users, its really really good piece of writing on building up new webpage.
WOW just what I was searching for. Came here by searching for %keyword%
Everyone loves what you guys are up too. Such clever work and reporting! Keep up the excellent works guys I’ve added you guys to my blogroll.
Hello my friend! I wish to say that this post is awesome, nice written and come with almost all important infos. I’d like to see more posts like this .
Right now it looks like Drupal is the best blogging platform out there right now. (from what I’ve read) Is that what you’re using on your blog?
Hi! I could have sworn I’ve been to this website before but after going through some of the posts I realized it’s new to me. Nonetheless, I’m definitely pleased I came across it and I’ll be bookmarking it and checking back frequently!
fish mox amoxicillin amoxicillin for dogs amoxicillin rash
This was a super good article. You now have a big fan. Thank you for writing it.
ivermectin for gum infectionmenu vitrectomy life
Авторский частный эротический массаж Москва выбрать лучший
I really like and appreciate your post.Really thank you! Want more.
Hi there! I know this is kinda off topic but I was wondering if you knew where I could find a captcha plugin for my comment form? I’m using the same blog platform as yours and I’m having problems finding one? Thanks a lot!
I read this paragraph completely about the resemblance of most up-to-date and previous technologies, it’s remarkable article.
Hi there I am so happy I found your blog page, I really found you by mistake, while I was browsing on Aol for something else, Anyhow I am here now and would just like to say thank you for a remarkable post and a all round enjoyable blog (I also love the theme/design), I don’t have time to go through it all at the minute but I have book-marked it and also added in your RSS feeds, so when I have time I will be back to read much more, Please do keep up the awesome job.
Very well written article. It will be supportive to anyone who usess it, as well as yours truly :). Keep up the good work – for sure i will check out more posts.
This information is invaluable. How can I find out more?
Itís hard to find well-informed people about this topic, but you seem like you know what youíre talking about! Thanks
You can definitely see your enthusiasm in the article you write. The world hopes for more passionate writers like you who aren’t afraid to mention how they believe. All the time go after your heart.
This website really has all of the information I wanted about this subject and didn’t know who to ask.
Your means of describing everything in this article is truly nice, all be able to effortlessly understand it, Thanks a lot.
Youre so cool! I dont suppose Ive learn anything like this before. So good to search out someone with some unique ideas on this subject. realy thanks for starting this up. this web site is something that’s wanted on the web, someone with a little bit originality. useful job for bringing something new to the web!
This website online is mostly a walk-by way of for all of the information you wished about this and didn’t know who to ask. Glimpse here, and also you’ll definitely uncover it.
I like the valuable info you provide in your articles. I’ll bookmark your blog and check again here regularly. I’m quite certain I will learn lots of new stuff right here! Best of luck for the next!
Do you mind if I quote a couple of your posts as long as I provide credit and sources back to your webpage? My website is in the very same area of interest as yours and my visitors would certainly benefit from a lot of the information you present here. Please let me know if this okay with you. Many thanks!
Really informative article post.Really looking forward to read more.
Your way of telling the whole thing in this article is truly pleasant, all be capable of effortlessly understand it, Thanks a lot.
mens health life magazine primary care doctors in my area. tadalafil liquid Aaxpxon bvqb96
שוק המוצרים לשיפור האון הגברי תפס תאוצה בשנים האחרונות, ערות ליווי
best time of day to take norvasc norvasc 10
Very well written post. It will be useful to anybody who usess it, as well as me. Keep doing what you are doing – can’r wait to read more posts.
ivermectin side effects ivermectin pills molnupiravir vs ivermectin
This piece of writing offers clear idea designed for the new users of blogging, that truly how to do blogging and site-building.
writing argument essaypay someone to write an essayhelp writing essay
This post will help the internet users for building up new blog or even a blog from start to end.
Incredible points. Solid arguments. Keep up the amazing effort.
what foods should be avoided when taking lisinopril? lisinopril not working
This is a good tip particularly to those fresh to the blogosphere. Brief but very accurate information… Thank you for sharing this one. A must read post!
Great, thanks for sharing this article.Really thank you! Want more.
Whoa! This blog looks exactly like my old one!It’s on a completely different topic but it has pretty much the samelayout and design. Outstanding choice of colors!
Greetings! Very useful advice in this particular post! It is the little changes which will makethe greatest changes. Thanks for sharing!
Generally I don’t learn post on blogs, but I would like to say that this write-upvery pressured me to check out and do so! Your writing taste has been surprised me.Thanks, quite nice article.
Wonderful, what a blog it is! This webpage gives helpful data to us, keep it up.
I like the valuable information you supply on your articles. I will bookmark your weblog and check again here frequently. I am relatively certain I will be informed lots of new stuff right here! Good luck for the following!
With havin so much content and articles do you ever run into any problems of plagorism or copyright violation? My website has a lot of exclusive content I’ve either created myself or outsourced but it appears a lot of it is popping it up all over the web without my agreement. Do you know any methods to help protect against content from being ripped off? I’d truly appreciate it.
Hello there! I could have sworn I’ve been to this blog before but after browsing through some of the post I realized it’s new to me. Anyways, I’m definitely glad I found it and I’ll be bookmarking and checking back often!
This is very interesting, You are a very skilled blogger. I have joined your feed and look forward to seeking more of your great post. Also, I have shared your site in my social networks!
I was extremely pleased to find this website. I wanted to thank you for your time due to this wonderful read!! I definitely enjoyed every little bit of it and I have you book-marked to check out new stuff on your web site.
Hello there, just became aware of your blog through Google, and found that it is really informative. I’m gonna watch out for brussels. I will appreciate if you continue this in future. Many people will be benefited from your writing. Cheers!
I constantly spent my half an hour to read this website’s articles or reviews every day along with a cup of coffee.
With havin so much content and articles do you ever run into any problems of plagorism or copyright violation? My website has a lot of completely unique content I’ve either created myself or outsourced but it appears a lot of it is popping it up all over the web without my agreement. Do you know any solutions to help protect against content from being ripped off? I’d truly appreciate it.
I really enjoy the blog article. Will read on…
Great article post.Really looking forward to read more. Want more.
Hi, i think that i saw you visited my web site so i came to return the favor.I am trying to find things to improve my website!I suppose its ok to use some of your ideas!!
generic for sildenafil – sildenafil online canada generic sildenafil names
Heya i?m for the first time here. I found this board and I find It really useful & it helped me out a lot. I hope to give something back and aid others like you aided me.
Greetings! Very useful advice in this particular article! It’s the little changes that produce the most significant changes. Thanks a lot for sharing!
Hello there, simply turned into aware of your blog through Google, and found that it is really informative. I’m gonna watch out for brussels. I will appreciate for those who continue this in future. Lots of other people might be benefited from your writing. Cheers!
We are a group of volunteers and starting a new scheme in our community. Your web site provided us with helpful information to work on. You have performed an impressive task and our whole group will be grateful to you.
Hi I am so glad I found your blog page, I really found you by mistake, while I was browsing on Digg for something else, Anyhow I am here now and would just like to say cheers for a remarkable post and a all round exciting blog (I also love the theme/design), I don’t have time to read through it all at the minute but I have saved it and also included your RSS feeds, so when I have time I will be back to read a great deal more, Please do keep up the awesome job.
personal statement writing servicesdissertation editing rates
I have been surfing online more than 3 hours today, yet I never found any interesting article like yours. It’s pretty worth enough for me. Personally, if all webmasters and bloggers made good content as you did, the net will be much more useful than ever before.
Simply want to say your article is as amazing. The clearness for your post is simply spectacular and i can think you are a professional in this subject. Well together with your permission allow me to grab your RSS feed to stay up to date with coming near near post. Thank you a million and please keep up the rewarding work.